Targetkan Pertumbuhan Kredit 24% di 2022, Ini Strategi UOB Indonesia

Jakarta – PT Bank UOB Indonesia memproyeksi pertumbuhan kredit sebesar 20%-24% pada tahun 2022. Selain itu, perseroan juga menargetkan pertumbuhan deposito sebesar 8%-10% guna menjaga tingkat likuiditas.

Manajemen UOB Indonesia menyampaikan, dengan melihat peluang yang ada pada 2022, bank akan terus melanjutkan fokus untuk mendapatkan customer dengan pendapatan yang lebih baik (more good revenue). Pada saat yang sama, bank akan membangun infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

Saat ini, UOB Indonesia senantiasa melakukan upaya-upaya tidak hanya meningkatkan jumlah nasabah baru, tapi juga meningkatkan kualitas nasabah-nasabah yang sudah dimiliki. Dengan begitu, pertumbuhan bisnis diharapkan dapat terjadi seiring dengan kualitas yang terjaga baik.

“Pertumbuhan kredit diproyeksikan meningkat sebesar 20%-24% dimana hal ini telah memperhitungkan pertumbuhan inorganic. Dalam hal penyaluran kredit, bank akan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit dan menjaga tingkat NPL,” tulis Manajemen UOB Indonesia dalam Laporan Tahunan 2021 berjudul Inovasi untuk Masa Depan Berkelanjutan, Minggu, 17 April 2022.

Perseroan turut memproyeksi pertumbuhan deposito sebesar 8%-10% untuk menjaga tingkat likuiditas bank. Fokus dari pertumbuhan deposito adalah pada pertumbuhan dana murah (giro dan tabungan).

Selain itu, UOB Indonesia juga akan fokus pada pertumbuhan profitabilitas, pendapatan berbasis komisi, mengontrol biaya, serta menjaga NIM.

Pada tahun 2022, proyeksi keuangan perusahaan diharapkan bisa selaras dengan ekspektasi pasar seiring kembali pulihnya ekonomi global pascapandemi Covid-19. Apalagi pemulihan ekonomi Indonesia diperkirakan akan rebound ke level pertumbuhan ekonomi prapandemi Covid-19.

Di tengah tantangan akibat pandemi, pada akhir tahun 2021 UOB Indonesia berhasil menjaga kinerjanya dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Meski penyaluran kredit masih selektif, pertumbuhan kredit naik sebesar 5,8% dari tahun 2020 sebesar Rp 70,7 triliun menjadi Rp 74,8 triliun pada 2021.

Dari sisi pendanaan, giro dan tabungan (CASA) tumbuh 27,7% dari tahun 2020 sebesar Rp 41,7 triliun menjadi Rp 53,3 triliun pada 2021. Sehingga rasio pendanaan murah (CASA mix) naik signifikan ke 53,3% dari tahun sebelumnya sebesar 45,4%.

Dengan capaian tersebut, perseroan berharap rasio pendanaan murah dapat terus tumbuh untuk menekan cost of fund (CoF). Adapun dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 8,8% menjadi Rp 100 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 92 triliun.

Pada tahun 2021, bank tetap melakukan investasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis di masa yang akan datang dan melakukan berbagai upaya manajemen biaya. Sehingga berhasil menjaga tingkat efisiensi operasional bank yang terlihat pada terjaganya cost to income ratio (CIR) pada level 62% di tahun 2021.

Dari sisi pendapatan bunga naik 7,0% sejalan dengan pertumbuhan kredit. Dari sisi beban bunga, bank terus berupaya untuk menurunkan biaya dana sehingga realisasi lebih rendah dari target.

Sementara itu, Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan menyampaikan, pihaknya optimistis menatap tahun 2022 dengan prospek pembukaan kembali aktivitas ekonomi. Perusahaan akan tetap fokus menjalani pemulihan ekonomi sambil mendorong pertumbuhan berkelanjutan bank.

“Optimisme kami dipengaruhi oleh modal (2021) yang semakin kuat mencapai Rp 15,94 triliun, peningkatan sebesar 0,96% dibandingkan tahun sebelumnya. Sehubungan dengan Peraturan OJK No. 12/POJK.03/2021 terbaru tentang Konsolidasi Bank Umum, UOB Indonesia dikategorikan sebagai Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) III,” ujar Hendra.

Menurut Hendra, UOB Indonesia tetap menjadi yang terdepan dalam persaingan mengembangkan dan mempertahankan keunggulan yang kompetitif.

Perusahaan mempercepat transformasi layanan perbankan digital melalui TMRW, Personal Internet Banking, dan BIBPlus, sebagai respons terhadap perkembangan industri perbankan serta kebutuhan nasabah yang terus berkembang. Termasuk diantaranya terus penyempurnaan dan penambahan fitur-fitur pada platform.

Pada saat yang sama, pihaknya memulai langkah transformasi dan mengoptimalkan cabang fisik sejalan dengan perubahan perilaku nasabah. Perseroan menawarkan pengalaman layanan Omnichannel, yang menyatukan kehadiran layanan digital dan fisik, guna melayani nasabah dengan lebih baik dan tetap relevan dalam persaingan.

“Ke depan, dengan dukungan kuat dari United Overseas Bank Limited (UOB), UOB Indonesia dapat menyediakan layanan perbankan yang lebih luas guna memenuhi berbagai kebutuhan keuangan nasabah, menghubungkan Bank sebagai bank lokal dengan jaringan internasional yang lebih luas didukung oleh jaringan dan kemampuan global UOB, sekaligus menarik investasi asing ke Indonesia dan berkontribusi pada pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” pungas Hendra.

 

Editor: Steven Widjaja

Sumber: Investor Daily

2022pertumbuhan kreditUOB Indonesia
Comments (0)
Add Comment