Jakarta— Kinerja yang tangguh terus ditunjukkan PT Bank Perekonomian Rakyat (BPRS) Baiturridha Pusaka dalam memacu penyaluran pembiayaan sekaligus melakukan efisiensi.
Hampir di semua kegiatan bisnisnya, BPRS Baiturridha Pusaka berhasil mencetak kinerja yang apik dan secara konsisten mampu menjaga pertumbuhannya. Keseriusan perusahaan tersebut akhirnya berbuah manis.
Pada tahun ini, BPRS Baiturridha Pusaka masuk ke dalam jajaran BPRS terbaik di ajang penghargaan “Infobank & The Asian Post The Best State Owned Enterprise Recognition 2023” yang berlang sung di Hotel Kempinski, Jakarta pada 27 September 2023.
Bank asal Bandung, Jawa Barat ini mem peroleh predikat “Sangat Bagus” sehingga layak meraih tiga penghargaan, yakni The Best Financial Performance Trophy Islamic Rural Bank in 2022 di kategori aset Rp100 miliar hingga Rp250 miliar, Golden Trophy Excellence Financial Performance Islamic Rural Bank in 5 Consecutive Years (2018 2022), dan terakhir Excellence Financial Performance Islamic Rural Bank in 2022. Di paruh pertama tahun ini, BPRS Baiturridha Pusaka berhasil menggenjot pembiayaan dengan pertumbuhan yang signifikan mencapai Rp172,8 miliar atau melejit sebesar 106% dari target yang ditetapkan, yakni Rp162,7 miliar.
Direktur Utama BPRS Baiturridha Pusaka Popi Sophia mengatakan, angka tersebut kembali merangkak naik per Agustus 2023 mencapai Rp184,611 miliar, atau naik 35% secara tahunan (year on year/yoy) di periode Agustus 2022 sebesar Rp136,74 miliar.
Pembiayaan syariah mengalir ke sejumlah portofolio dengan outstanding pinjaman terbesar di ijarah multijasa sebesar 58% dari total portofolio yang mencapai Rp 99,6 miliar. Pinjaman Ijarah multijasa diberikan kepada pegawai PT KAI dengan menggunakan skema potongan dinas/potong gaji.
Popi menyebut, skema seperti ini memberikan kepastian pembayaran serta mengurangi kemungkinan gagal bayar dari debitur.
“Kita captive marketnya sekitar 58% membiayai para pegawai PT. KAI. Jadi polanya potong dinas. Plafonnya kita nggak lebih dari Rp100 juta per orang, memang masih terbatas tapi ini akan kita terus tingkatkan,” ujar Popi kepada Infobank di akhir September 2023.
Selain fokus di segmen tersebut, pembiayaan yang digelontorkan untuk pelaku UMKM ternyata juga memiliki porsi yang cukup besar, yakni 35% dari total portofolio yang ada.
Popi mengatakan, pihaknya telah membiayai sekitar 100 pelaku UMKM dengan menggunakan akad murabahah dan atau mudharabah senilai total Rp 61,8 miliar di semester I/2023. Pelaku UMKM yang diberikan pinjaman rerata merupakan nasabah mikro di berbagai bidang usaha rumahan, seperti produsen hijab, pemilik sentra baju/celana jeans, penjual kosmetik, pengusaha skincare, dan sebagainya.
“Kita juga meringankan mereka dengan dapat membayar bagi hasilnya saja selama setahun untuk pembiayaan yang berakad mudharabah. Misalnya pinjaman Rp 50 juta. Dengan kita melihat background dari nasabah itu, dalam setahun nasabah bisa hanya membayar bagi hasilnya saja dan di akhir baru bayar pokok pinjaman, bebernya.
Di samping itu, BPRS Baiturridha Pusaka juga mengakselerasi kegiatan bisnisnya di pembiayaan hiwalah sebesar Rp 8,1 miliar atau 4,7% dari portofolio, pembiayaan musyarakah 1,6% dengan outstanding Rp2,8 miliar. Dimana kedua fasilitas pembiayaan ini diberikan kepada anak usaha beserta mitra dari PT. KAI (vendor).
“Sedangkan pembiayaan lainnya menitikberatkan kepada pembiayaan mudharabah dan musyarakah dengan pola sindikasi imana kekuatan analisis akan pemberian pembiayaan akan berlapis dan dilakukan bersama sama dengan anggota sindikasi lainnya, sambung Popi. Pembiayaan yang mengalir kencang di tengah tahun ini mendorong perolehan laba bersih perusahaan. Di posisi Juni 2023, BPRS Baiturridha Pusaka sukses meraup laba bersih sebesar Rp5,17 miliar.
Tak berselang lama, di Agustus 2023 perolehan laba bersih tersebut melaju hingga Rp7,81 miliar atau naik 34,4% yoy dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar Rp5,89 miliar. Terkereknya laba bersih secara simultan ini membuat Popi optimistis dapat mengantongi laba bersih sebesar Rp11,5 miliar di akhir tahun ini.
“Saya pegang posisi Dirut dari tahun 2019, perolehan laba bersih memang ada kuantum dan peningkatan yang masif. Terus naik dari mulai Rp 5 miliar, Rp 10,4 miliar di Desember 2022. Dan saya sudah bisa melihat sekarang di Juni saja sudah mencapai Rp 5 miliar, Agustus hampir Rp 8 miliar. Jadi di Desember ini moderatnya saya hitung di Rp11,5 miliar,” katanya.
Naiknya perolehan laba bersih diiringi dengan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Juni 2023 sebesar Rp184,7 miliar, atau naik 104% dari target sebesar Rp177,3 miliar.
Meski pembiayaan terus dipacu, BPRS Baiturridha Pusaka menjadi salah satu bank yang mampu melakukan efisiensi penuh, di mana rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 64,03%. Efisiensi itu dilakukan dengan membangun tim marketing yang diwakili oleh pegawai dari perusahaan mitra.
Tim marketing nonorganik ini ditempatkan di setiap area fasilitas/layanan dari per usahaan mitra. Dengan demikian, perusahaan tidak merekrut pegawai organik di setiap kantor mitra. Adapun, BPRS Baiturridha Pusaka tampak tetap konsisten menjaga kualitas pembiayaan. Perusahaan mampu menekan laju pembiayaan bermasalah di mana rasio nonperforming financing/NPF masih berada di level aman sebesar 2,14%.
“Kita terus memasarkan, tetapi tetap hati hati. Ketika kita memasarkan terusterusan tapi tidak prudent, kan ngeri juga NPF kayak bola salju nggak mau juga saya itu terjadi,” pungkasnya. (*) RAL