Jakarta— Lily Kresnowati Direktur Jaminan Pelayanan di BPJS Kesehatan adalah seorang dokter dan ahli epidemiologi yang telah membawa BPJS Kesehatan mencapai prestasi luar biasa di mata publik.
Lahir di Jakarta pada 6 Juli 1970, Lily menyelesaikan pendidikan kedokterannya di Fakultas Kedokteran UNDIP Semarang. Di institusi yang sama, ia juga meraih gelar Magister Epidemiologi.
Berlatar belakang pendidikan yang kuat, ia memiliki pengalaman dan kontribusi luas dalam bidang kesehatan di Indonesia.
Karirnya yang cemerlang mencakup berbagai posisi penting, termasuk Dokter PTT di Kab. Demak, Dokter Poliklinik YAKES TELKOM, dan berbagai jabatan akademis di Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Lily juga memegang posisi strategis seperti Direktur CV Medic.com, Manajer Umum Klinik Satmoko, Direktur Utama PT Bhakti Putra Satmoko, dan Direktur Center Of Coding Excellence.
Pada tahun 2021, ia diangkat sebagai Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan di BPJS Kesehatan. Di sanalah Lily menunjukkan gaya kepemimpinan yang visioner dan efektif.
Di bawah tangan dinginnya, BPJS Kesehatan mengalami peningkatan signifikan dalam mutu layanan dan kepercayaan publik.
Menurut Lily, kunci kesuksesannya terletak pada semangat dan passion dalam bekerja.
“BPJS Kesehatan ini banyak sekali menjawab kebutuhan masyarakat tentang layanan kesehatan. Jadi, ketika apa yang kita lakukan itu bermakna untuk orang banyak, kita akan semakin bersemangat,” ungkapnya, saat di temui di Kantor BPJS Kesehatan, Jakarta, pada Senin, (15/7/2024).
Rupanya hal ini sejalan dengan tagline BPJS Fun dan Meaningful. Di masa pandemi, BPJS Kesehatan berhasil memanfaatkan surplus aset untuk mempercepat pembayaran klaim dan memperbaiki kolaborasi dengan fasilitas kesehatan (faskes). Lily menekankan pentingnya mutu layanan faskes dalam membangun citra positif BPJS Kesehatan.
Transformasi mutu layanan yang dilakukan pada 2023 mencakup perubahan struktural, perilaku, dan budaya kerja. Tujuannya, agar layanan JKN menjadi lebih baik dan dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat.
Hasil dari upaya ini terlihat dari peningkatan Customer Satisfaction Index (CSI) yang mencapai 90 poin, naik dari sebelumnya 80-81 poin.
“Ini sebagai bukti bahwa ada kenaikan kepercayaan,” kata Lily.
Pada Juli 2024, tingkat partisipasi mencapai 97,6%, mendekati target RPJMN Presiden sebesar 98%.
Untuk mencapai kepercayaan itu, Lily dan timnya melakukan berbagai inovasi. Termasuk transparansi dalam pembayaran klaim dan penanganan keluhan yang lebih cepat. BPJS Kesehatan juga memperluas akses layanan kesehatan dengan bekerja sama dengan lebih banyak faskes, termasuk di daerah-daerah terpencil dan konflik.
Selain itu, BPJS Kesehatan juga fokus pada program promotif dan preventif untuk mencegah penyakit sebelum terjadi.
“Promotif dan preventif itu lebih baik daripada mengatasi penyakit,” kata Lily.
Meski upaya ini meningkatkan biaya pelayanan kesehatan di awal, tapi dalam jangka panjang dapat menurunkan angka penyakit dan biaya kesehatan secara keseluruhan.
Prestasi gemilang Lily mencapai puncaknya pada Mei 2024 ketika Infobank menobatkan Lily sebagai “Outstanding Women 2024 in Financial Sector & State-Owned Enterprise.” Penghargaan ini mencerminkan pengakuan luas atas dedikasinya yang luar biasa dan kontribusi signifikan dalam sektor kesehatan dan keuangan negara.
Lily Kresnowati tidak hanya berdedikasi pada peningkatan layanan kesehatan, tapi juga berperan aktif dalam berbagai organisasi profesional. Mulai dari Ikatan Dokter Indonesia, PORMIKI, Kolese Dokter Keluarga Indonesia, IAKMI, PDHMI, dan PKFI.
Pengalaman dan kontribusinya yang luas di bidang kesehatan menjadikan Lily sebagai salah satu tokoh penting dalam pembangunan kesehatan nasional. Ia menginspirasi banyak orang untuk mengikuti jejaknya.
Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan pengalaman luas di bidang kesehatan, Lily Kresnowati terus berkontribusi dalam meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia.
Dedikasi dan komitmen tingginya terhadap profesi dan pelayanan kesehatan menjadikan BPJS Kesehatan menjadi lembaga terpercaya dan dihormati di mata publik. (*)