Jakarta – Hari ini, Senin, 5 Juni 2023, Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menerapkan kebijakan Auto Rejection Bawah (ARB) Simetris secara bertahap. Ada beberapa emiten yang langsung tersengat ARB Simetris 15%. Emiten apa saja?
Seperti diketahui, ketika pandemi Covid-19 datang, ekonomi global bergejolak. Bursa saham pun turut nyungsep. Indek Harga Sahan Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga 37% dari 6.283 menjadi 3.937 sejak awal tahun 2020 hingga 24 Maret 2020.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) langsung merespon dengan mengeluarkan kebijakan relaksasi mengenai perubahan Auto Rejection agar pasa modal tetap beroperasi dengan stabil dan menjaga kepercayaanm pelaku pasar.
BEI kemudian mengeluarkan kebijakan Auto Rejection yang menetapkan batas bawah (ARB) sebesar 10%, yang kemudian diubah menjadi 7%, per 13 Maret 2020. Sementara, batas Auto Rejection Atas (ARA) sebesar 35% (untuk harga saham Rp50 – Rp200 per lembar), 25% (Rp200 – Rp5.000), dan 20% (di atas Rp5.000).
Per hari ini, kebijakan ARB sebesar 7% dikembalikan menjadi simetris, namun secara bertahap. Pada tahap pertama, ARB dipatok menjadi 15%. Selanjutnya, ARB akan simetris atau sama dengan ARA, yakni 35%, 25%, dan 20%, sesuai harga acuan saham.
Dalam catatan The Asian Post Reseach, sejak pembukaan perdagangan pagi ini pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB, ada beberapa emiten yang langsung terkena pukulan ARB Simetris 15%.
Berikut ini daftar emiten yang mengalami penurunan saham hingga 15% tersebut:
- KOPI (Mitra Enegeri Persada Tbk) -15%
- GOTO (GoTo Gojek Tokopedia Tbk) -14,97%
- SAGE (Saptausaha Sukses Sejahtera Tbk) -14,88%
- ELIT (Data Sinergitama Jaya Tbk) -14,86%
- MREI (Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk) -14,36%
- TAYS (Jaya Swarasa Agung Tbk) -14,29%
Menurut The Asian Post Research, penerapan ARB Simetris bertahap 15% per hari ini relatif tidak terlalu membuat pasar bergejolak. Bahkan, per pukul 11.00 WIB, IHSG mengalami kenaikan sebesar 0,16%, dari pembukaan 6.633,26% menjadi 6.663,72%.
Beberapa trader bahkan cukup antusias menyambut kembalinya sistem ARB Simeteris, karena kebijakan tersebut berpeluang untuk mendapatkan emiten bagus dengan harga rendah. “Justru saat terjadi ARB Simetris kita bisa mendapatkan saham dengan harga bawah,” ujar Ukadi, trader ritel yang tak sabar menanti penerapan ARB hingga 35%.
Untuk investor maupun trader yang baru bergabung di pasar modal sejak masa pandemi, kebijakan ARB Simetris memang menjadi hal baru. Sebab, saat mereka mulai bermain saham atau investasi, kebijakan ARB dipatok 7%. DW