Jakarta— Sarana Global Finance (SG Finance) meyakini dapat meraih target pertumbuhan aset menjadi Rp1,81 triliun di penghujung 2023.
Untuk merealisasikan target bisnis itu, SG Finance akan fokus meningkatkan portofolio pembiayaan khusus pada industri yang telah menjadi keahlian perusahaan, yakni transportasi dan heavy equipment. Kemudian peningkatan pembiayaan modal kerja serta diversifikasi pada sewa pakai memanfaatkan potensiyang ada.
Biro Riset Infobank (birI) mencatat total pembiayaan SG Finance pada 2022 tumbuh 172,51% secara tahunan menjadi Rp802,4 miliar. Labanya tumbuh 89,27% menjadi Rp30,51 miliar pada 2022 dari Rp16,12 miliar pada 2021.
Perolehan laba ini melampaui rata-rata pertumbuhan industri multifinance yang tercatat 33,18%. Kenaikan pembiayaan dan laba turut mendongkrak pertumbuhan aset SG Finance sebesar 134,30% menjadi Rp827,89 miliar. Modal SG Finance juga kian tebal. Modal sendirinya tumbuh 92,03% menjadi Rp481,07 miliar.
Dalam menyalurkan pembiayaan, SG Finance tampak sangat produktif. Buktinya, rasio pembiayaan terhadap aset total atau financing to asset (FAR)-nya tercatat 96,92%, di atas standar industri. Dengan begitu, perusahaan pembiayaan yang beroperasi sejak 2008 ini dapat menciptakan keuntungan dengan sangat baik karena mampu memaksimalkan aset produktifnya.
Di lain sisi, pertumbuhan laba SG Finance didorong penurunan pengeluaran yang lebih besar daripada penurunan pendapatannya. Terlihat dari BO/PO perusahaan pembiayaan ini yang berada di posisi 50,05%. Angka ini menjadi salah satu yang terendah dan di bawah rata-rata industri yang mencapai 75,64%. Ini artinya, SG Finance mampu meningkatkan efisiensi usahanya.
Di sisi rentabilitas, SG Finance pun menjadi salah satu yang terbaik di kelasnya. ROA dan ROE-nya masing-masing 5,17% dan 8,34%. Denny Yo, Direktur Operasional SG Finance mengungkapkan bahwa tantangan bisnis di 2022 sangat sulit dilalui oleh perusahaan pembiayaan. Itu karena, sumber dana saat itu masih sulit diperoleh, baik dari perbankan maupun dari sarana pendanaan lainnya.
Sejak 2020, SG Finance terus berupaya mencari terobosan untuk memperoleh sumber dana dari nonbank. Meskipun tidak mudah diperoleh, seiring dengan berjalannya waktu SG Finance berhasil meyakinkan beberapa kreditur nonbank sehingga mau memberikan pembiayaan kepada perusahaan dengan skema pembiayaan yang telah disiapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK).
Melalui ketersediaan sumber dana inilah, SG Finance berhasil memenuhi kebutuhan beberapa kreditur dengan risiko sedang maupun rendah, dengan imbalan jasa terbaik.
“Hal tersebut yang menjadi poin utama keberhasilan perusahaan bertumbuh secara berkualitas pada tahun 2021-2022 dan akan dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya,” ungkap Denny.
Kendati demikian, tidak dimungkiri, tantangan lainnya masih terus mengadang. Baru-baru ini, harga komoditas batu bara yang tidak menentu menjadi salah satu tantangan di sektor energi. Namun, sebagai perusahaan pembiayaan yang telah beroperasi lebih dari satu dekade, SG Finance tetap optimistis mampu melewati segala tantangan yang
ada.
“Tantangan yang berkaitan dengan sektor energi sudah terjadi sejak 15 tahun terakhir selama perusahaan berdiri. Pengalaman ini akan menjadi dasar perusahaan dalam mengelola risiko-risiko perusahaan pembiayaan, khususnya makin intensnya komunikasi perusahaan dengan debiturdebitur pareto. Sehingga, kualitas aset tetap terjaga, dan pertumbuhan pembiayaan tetap mengarah pada bagaimana menjaga kepentingan-kepentingan serta kebutuhan-kebutuhan pembiayaan untuk mempertahankan kinerja yang telah ada dan akan terjadi,” tambah Denny. (*) RAL