THE ASIAN POST, JAKARTA – Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah perseroan tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Harga saham perseroan hari ini melesat 1,35% menjadi Rp 31.800/unit yang merupakan level harga tertinggi. Sebelumnya, level tertinggi harga saham BBCA mencapai Rp 31.500/unit. Ini diikuti oleh volume transaksi saham BCA yang mencapai 13,23 juta saham senilai Rp 417,15 miliar. Investor asing tercatat melakukan akumulasi beli bersih (net buy) senilai Rp 68,92 miliar.
Bank BCA melakukan IPO pada 31 Mei 2000 dengan harga saham senilai Rp 1.400/saham. Nilai kapitalisasi BCA melesat naik menjadi Rp 784,03 triliun, yang menjadikannya nilai kapitalisasi terbesar dari seluruh saham yang tercatat di BEI.
Dari sisi kinerja, BCA menorehkan kenaikan laba bersih 13% year on year menjadi Rp 20,9 triliun, didukung oleh pencapaian kinerja operasional yang solid. Kemudian, pendapatan bunga bersih dan operasional lainnya turut naik, dengan masing-masing kenaikan 12,2% year on year menjadi Rp 37,4 triliun dan 19,3% year on year menjadi Rp 15 triliun.
Peningkatan pendapatan bunga bersih dan operasional ini ditopang dari peningkatan provinsi dan komisi, serta pendapatan transaksi perdagangan.
Sementara itu, total kredit naik 10,9% yoy menjadi Rp 585 triliun. NPL BCA pada level 1,6% per September 2019.
“BCA mencatat pertumbuhan kredit di berbagai segmen, serta membukukan peningkatan dana CASA. Kepercayaan nasabah pada layanan keuangan BCA telah mendukung pencapaian kinerja bisnis yang berkelanjutan,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, di Jakarta, Senin (28/10/2019).
Sentimen rilis pertumbuhan ekonomi, dimana Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan pada kuartal III-2019 ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% juga menopang kenaikan harga saham BCA.