Jakarta— Kesepian identik dengan kesendirian yang dirasakan oleh seseorang seiring menurunnya aktivitas atau tidak adanya teman untuk berbagi.
Sebuah penelitian yang dilakukan Cigna pada 2020 di Amerika Serikat menemukan bahwa kondisi psikologis dari perasaan kesendirian justru tak hanya melanda seseorang di usia senja, namun lebih banyak di temukan pada usia muda
Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa kesepian menjadi ancaman kesehatan global serius yang menghantui semua generasi, baik pria maupun wanita.
WHO mendefinisikan kesepian sebagai perasaan kesendirian yang dirasakan seseorang, terlepas dari jumlah hubungan sosial yang mereka miliki. Kesepian dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk isolasi sosial, kehilangan orang yang dicintai, dan perubahan kehidupan.
Menurut WHO, tingginya tingkat isolasi sosial dan kesepian di seluruh dunia memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan dan kesejahteraan.
Kesepian telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, depresi, dan demensia. Kesepian juga dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan fisik seseorang.
“Orang tanpa koneksi sosial yang cukup kuat berisiko lebih tinggi terkena stroke, kecemasan, demensia, depresi, bunuh diri dan banyak lagi,” ujar Dirjen WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dilansir dari Wion News, Jumat (17/11/2023).
WHO kemudian membentuk Komisi Hubungan Sosial yang bertugas mengatasi kekhawatiran tersebut. Komisi ini akan bekerja selama tiga tahun mengembangkan rekomendasi untuk mengatasi kesepian dan meningkatkan hubungan sosial di seluruh dunia.
“Komisi WHO ini akan membantu membangun hubungan sosial sebagai prioritas kesehatan global dan berbagi intervensi yang paling menjanjikan,” sambungnya.
Komisi yang dibentuk WHO ini terdiri dari para ahli dari berbagai bidang, termasuk kesehatan, psikologi, dan sosial. Komisi ini akan melakukan penelitian dan konsultasi untuk mengembangkan rekomendasi yang akan membantu mengatasi kesepian.
Nantinya, komisi internasional ini dipimpin oleh ahli bedah umum AS, Dr Vivek Murthy dan Chido Mpemba, utusan pemuda di Komisi Uni Afrika.
Mereka akan bekerja secara paralel untuk memahami dan mengatasi risiko kesehatan yang terkait dengan isolasi sosial dan solusi efektif untuk itu
Murthy dalam laporannya mengatakan bahwa risiko kematian disebabkan kesepian setara dengan mengisap 15 batang sehari. Isolasi sosial juga berdampak mendalam pada kesehatan fisik dan mental seseorang.
Masih menurut penelitian itu, kesepian secara langsung terkait dengan kecemasan dan depresi yang dikatakan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 30%.
“Saya senang bekerja sama dengan sekelompok Komisaris yang luar biasa dalam memajukan hubungan sosial – komponen penting dari kesejahteraan. Bersama-sama, kita dapat membangun dunia yang tidak terlalu sepi, lebih sehat, dan lebih tangguh,” kata Murthy. (*) RAL