Jakarta – Responsible financing atau pembiayaan yang bertanggung jawab adalah jenis pembiayaan yang mempertimbangkan keberlanjutan, transparansi, dan akuntabilitas. Responsible financing sudah diterapkan oleh banyak pelaku jasa keuangan di Indonesia.
Salah satunya adalah PT Home Credit Indonesia (Home Credit). Sylvia Lazuarni, Direktur Home Credit, mengatakan salah satu produk Home Credit, yaitu cash loan. Produk ini hanya diperuntukkan untuk nasabah existing dan bertujuan mencegah potensi gagal bayar.
“Jadi, Home Credit juga memberikan fasilitas cash loan atau pembiayaan tunai. Tapi memang (produknya) hanya untuk pelanggan-pelanggan existing, yang memang sudah terbukti kredit risknya itu baik,” terang Sylvia di acara Infobank Financial Love Story: Protect Your Heart, Grow Your Health, Secure Your Future, Sabtu, 22 Februari 2025.
Selain itu, pembatasan produk pinjaman ini juga demi menjaga Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) nasabah tetap aman. Jangan sampai cash loan milik Home Credit malah membebani debitur dan mencoreng SLIK mereka.
Misalnya, pelanggan memanfaatkan produk ini dengan berlebihan dan membuat orang menumpuk. Sylvia menegaskan, Home Credit tidak ingin peristiwa seperti ini sampai terjadi. Inilah pentingnya menerapkan responsible financing bagi perusahaan keuangan.
“Kenapa kami melakukan seperti itu? Karena tentunya kita inginnya bisnisnya itu responsible, jadi responsible financing. Kami nggak mau pelanggan-pelanggan kita itu overdating. Besar pasak daripada tiang, itu bukan sesuatu yang Home Credit inginkan,” imbuhnya.
Sejak berdiri empat tahun silam di Indonesia, Sylvia memastikan bahwa Home Credit senantiasa mendukung program pemerintah dan regulator untuk menerapkan literasi dan inklusi keuangan.
“Jadi secara khusus, setiap kali kami memiliki proses budgeting, kami menyisihkan sebagian uang untuk bekerja sama dengan lembaga-lembaga pemerintah, terutama menjangkau banyak masyarakat Indonesia,” paparnya.
Sejauh ini, Home Credit Indonesia sudah berhasil menjangkau sekitar 15-16 juga masyarakat Tanah Air terkait literasi dan inklusi keuangan. Adapun fokus utama mereka yakin masyarakat golongan minoritas seperti perempuan dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). (*) MAS
Editor: RAL