Jakarta— Gubernur BI Perry Warjiyo Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa transaksi keuangan digital di Indonesia berkembang dengan sangat cepat dalam satu tahun terakhir.
Hal ini tercermin dari tumbuhnya Transaksi dan penggunaan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS). Terkini, transaksi QRIS sudah digunakan oleh 45 juta orang di awal 2024. Perry menyebut, setidaknya 41 juta pengguna tersebut merupakan UMKM yang perputaran transaksinya berjalan begitu cepat.
“Sektor-sektor yang belum tersentuh oleh financial institution kami sentuh dengan QRIS. Tahun lalu 35 juta, sekitar 30an juta adalah merchant yang sebagian besar adalah UMKM dan mikro,” ujar Perry.
Data BI menunjukkan, per Oktober 2023 nominal transaksi QRIS tumbuh sebesar 186,08% secara tahunan (year on year/yoy). nominal transaksi QRIS mencapai Rp24,97 triliun.
Sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal telah mendukung kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital. Selain nilai transaksi dan pengguna QRIS yang mengalami kenaikan, nilai transaksi uang elektronik dan digital banking juga tumbuh.
Transaksi e-commerce pada tahun ini diperkirakan menyentuh Rp487 triliun, atau naik 7,2% secara tahunan. Adapun, Perry optimis di tahun depan akan terkerek hingga Rp503 triliun.
Di sisi lain, transaksi menggunakan uang elektronik Sepanjang tahun ini akan mencapai Rp1.050 triliun, atau naik 25% dibandingkan tahun 2023 Rp836 triliun. Anga itu diprediksi akan menanjak hingga Rp1.289 triliun pada 2025.
“Nah, sedangkan layanan perbankan melalui digital apakah melalui online, mobil, internet, platform berbasis aplikasi dari 20 bank terbesar itu banking servicenya Rp63.804 triliun, itu hampir enam kali lipat dan akan terus naik,” tutup Perry. (*) RAL