Prospek Sektor Riil Menjanjikan, Ini Indikator Kinclong Pendukungnya

Jakarta— Pemerintah mengklaim potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia di sektor riil pada tahun ini cukup menjanjikan.

Jika melihat data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) sejumlah indikator makro ekonomi domestik menunjukkan pertumbuhan yang cukup stabil.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan, pada Februari 2023 Purchasing Manager’s Index (PMI) industri manufaktur berada di atas level ekspansi, yakni 51,21.

Level ekspansif tersebut mampu dijaga selama 18 bulan berturut-turut, setelah terperosok tajam pada Juli 2021.

“Konsisten selama 18 bulan. Industri kita memikirkan untuk terus melakukan ekspansi. Kredit tumbuh terus. OCBC NISP saya yakin juga memberi kontribusi kepada pertumbuhan kredit Indonesia. Terus kita jaga, para nasabah terus tanya ke bank bisa ngasih saya apalagi, ekspansif,” katanya pada Selasa, (21/3/2023)

Sementara per Februari 2023 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tetap di atas batas optimis pada level 122,4.

Laju penjualan kendaraan bermotor (wholesales) secara tahunan, khususnya sepeda motor meningkat tajam 56,3%, dan mobil sebesar 7,4%.

“Kemudian, penjualan kendaraan bermotor kita lihat mobil maupun sepeda motor, terutama sepeda motor menunjukkan pertumbuhan yang juga tinggi. Ini adalah tanda titik-titik dari sektor riil yang kita harapkan nanti akan bisa menjadi pondasi-pondasi,” kata Suahasil.

Adapun, kunjungan wisatawan mancanegara mengalami peningkatan yang signifikan.

Per Januari 2023, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara hampir menyentuh 800 ribu pengunjung.

Tercatat, kunjungan terbanyak berasal dari Singapura, Malaysia, Australia, dan Timor Leste.

Pada tahun ini pula, jumlah wisatawan mancanegara diproyeksi terus meningkat, di mana akan terjadi lonjakan wisatawan dari Cina.

“Kalau kita ingat waktu Covid-19 satu sektor yang kita tahu persis kena hantam luar biasa adalah pariwisata.  Orang nggak bisa jalan-jalan, restoran dan hotel nggak buka, resiko kesehatannya terlalu tinggi tapi kalau beberapa waktu terakhir wisatawan mancanegara meningkat,” sambungnya.

Pada kesempatan itu, Suahasil turut menyinggung tingkat inflasi terus terkerek dalam beberapa bulan terakhir hingga menyentuh hampir 5,47% pada Februari 2023.

Dia berpendapat, inflasi tersebut disebabkan efek dari peningkatan harga BBM yang dilakukan pada September 2022.

Kata dia, angka itu akan melandai seiring menurunnya harga kebutuhan pokok di pasar, sehingga secara tahunan diprediksi bertengger pada level 3,6%.

“Untuk menjaga seluruh pondasi itu tadi APBN yang kami jaga di Kemenkeu dan pemerintah akan terus kita pakai sebagai alat untuk berjaga-jaga dan bersiap. APBN harus cepat tanggap. Saya mau ambil contoh, tahu ketika kegiatan ekonomi mulai muncul, tapi pada saat yang bersamaan perang Rusia–Ukraina meningkatkan harga-harga komoditas, terutama harga minyak, maka APBN tambah subsidi dan kompensasi,” pungkasnya. (*) RAL

gaikindoinflasiKemenkeumakro ekonomiPMIsepeda motorSuahasil nazara
Comments (0)
Add Comment