Pertamina Hijaukan Hutan Lombok, Dampak Nilai Ekonomi Tembus Rp60 Juta Per Tahun

Jakarta— PT Pertamina (Persero) melaksanakan program perhutanan sosial sebagai upaya membentuk kemandirian energi masyarakat yang berkelanjutan.

Program ini dikembangkan bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Bina Lestari sejak 2023 untuk menjaga kelestarian hutan sebagai sumber kehidupan. Tidak hanya secara ekologis, tapi juga sosial dan ekonomi.

Komisaris Utama Pertamina, Mochamad Iriawan mengatakan, kegiatan ini merupakan contoh nyata kontribusi Pertamina dalam menjaga hutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga.

“Program ini patut menjadi model percontohan,” ucap Mochammad Iriawan, pada Selasa (8/7/2025).

Program ini berdiri di atas pilar utama ecology, economy dan education. Ketiganya berjalan beriringan.

Di area seluas 96 hektar, lebih dari 30 ribu pohon telah ditanam. Satu mata air yang sempat mengering kini kembali mengalir. Dan, hutan yang dulunya rusak kini menjadi tempat belajar dan berdaya.

Salah satu tokoh penggerak atau local hero adalah Burhanudin. Ia bersama warga lainnya mengembangkan produk olahan hasil hutan seperti minyak kelapa, briket dan kripik pisang.

Mereka menggelar pelatihan, membuka jalur eduwisata, hingga membangun rumah produksi yang menggunakan energi terbarukan.

Dengan bantuan Pertamina, fasilitas ini dilengkapi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 6,6 kWp dan baterai 20 kWh. Daya sebesar itu cukup untuk menghemat biaya listrik hingga Rp14 juta per tahun dan mengurangi emisi karbon sebesar 8,59 Ton Co2eq.

Vice President CSR & SMEPP Management Pertamina Rudi Ariffianto mengatakan program ini merupakan bagian komitmen perusahaan untuk menghadirkan solusi berbasis masyarakat.

“Kami ingin mewujudkan transisi Energi yang inklusif, salah satunya melalui pelestarian hutan berbasis kearifan lokal. Program ini membuktikan keberlanjutan bisa dimulai dari desa, oleh masyarakat sendiri,” jelas Rudi.

Selain itu, lanjut Rudi, sebanyak 60 orang kini mempunyai pekerjaan dan memiliki keahlian melalui pelatihan pengolahan.

Setiap tahun, lebih dari 800 wisawatan baik domestik maupun mancanegara berkunjung ke desa ini sehingga meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

“Melalui ekosistem kemandirian masyarakat yang dibangun Pertamina bersama pemangku kepentingan dan masyarakat lokal, diharapkan kemandirian energi tingkat desa dapat terus berkembang memenuhi kebutuhan masyarakat,” terang Rudi.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina terus membangun kemandirian energi masyarakat berbasis energi bersih untuk mendukung target swasembada energi berbasis desa. Hal ini sesuai dengan yang dicanangkan dalam Asta cita pemerintahan Presiden Prabowo.

“Dengan dukungan Pertamina, masyarakat sekitar hutan telah menanam 30 ribu bibit pohon produktif seluas 96 Hektar yang memberikan kontribusi ekonomi senilai Rp60 juta per tahun,” jelas Fadjar.

Selain itu, masyarakat lokal mendapat nilai ekonomi dari penjualan produk turunan hasil hutan dan juga eduwisata. (*) Ranu Arasyki Lubis

dirut PertaminaPertaminaTJSL
Comments (0)
Add Comment