Performa Bisnis Stabil, Bank Sulteng Raih Penghargaan The Best Regional Champion 2025

Jakarta– PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara atau Bank Sulteng meraih penghargaan di ajang “The Asian Post The Best Regional Champion 2025”, di Shangri-La Hotel, Jakarta, Jumat, (16/5/2025).

Penghargaan tersebut adalah bukti nyata bahwa Bank Sulteng mampu menjaga performa bisnisnya meski berada ekonomi nasional dan global sedang melandai. Adapun, Bank Sulteng diganjar penghargaan “Excellence Financial Performance periode Tahun 2023 – 2024”.

Penghargaan “The Best Regional Champion 2025” tersebut diberikan berdasarkan kajian The Asian Post bertajuk “Rating BUMD Keuangan 2025” yang dilakukan oleh The Asian Post Institute.

Fokus rating ini adalah bank-bank milik pemerintah daerah (pemda), yang terdiri atas Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Perekonomian Rakyat (BPR), Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS).

Metodologi yang digunakan pada kajian ini adalah dengan menilai laporan keuangan BPD, BPR, dan BPRS per September atau triwulan ketiga tahun terakhir atau tahun 2024.

Kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja bank-bank tersebut adalah rasio keuangan dan pertumbuhan yang tercakup dalam lima kategori utama, yakni permodalan, kualitas aset, likuiditas, efisiensi, dan rentabilitas.

Direktur Utama Bank Sulteng Hj. Ramiyatie mengatakan, penghargaan yang diraih bank kebanggaan masyarakat Sulteng ini tak lepas dari dukungan dan kepercayaan semua pihak. Mulai dari Gubernur Sulteng selaku pemegang saham pengendali, seluruh pemegang saham, stakeholders, hingga nasabah.

“Kami berupaya memberikan kontribusi positif dan menjadi agen strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, pembangunan daerah serta dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Sulteng,” ujarnya.

Di kesempatan yang sama, Eko B. Supriyanto Founder The Asian Post mengatakan, keberhasilan BPD, BPR, dan BPRS yang mengukir kinerja terbaiknya layak diberikan apresiasi.

Apalagi, di tengah dinamika ekonomi global yang sangat fluktuatif akibat perang tarif impor, situasi geopolitik, dan ekonomi dalam negeri yang sedang tidak biasa-biasa saja.

“Dalam situasi yang tidak menentu seperti sekarang ini, bank yang berhasil mempertahankan kinerjanya adalah bank-bank yang mampu bekerja secara efisien, prudent, dan hati-hati. Jaga kualitas kredit dengan baik dan selalu memegang teguh prinsip GCG (Good Corporate Governance),” ujar Eko B. Supriyanto.

Sebanyak 66 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Keuangan berhasil meraih penghargaan “The Best Regional Champion 2025” dari The Asian Post, grup media Infobank.

Ke-66 BUMD Keuangan peraih penghargaan “The Best Regional Champion 2025” terdiri dari 19 BPD, 36 BPR, dan 11 BPRS.

Kredit Bertumbuh

Sepanjang 2024 Bank Sulteng sukses membukukan kinerja positif. Fungsi intermediasi bertumbuh double digit. Penyaluran kredit tumbuh 18,60 persen secara year on year (yoy) dari Rp7,07 triliun menjadi Rp8,38 triliun. Realisasi kredit ini tumbuh di atas rata-rata industri perbankan nasional yang berada di level 10,39 persen.

Derasnya penyaluran kredit ini dibarengi dengan (nonperforming loan/NPL) di level 2,71 persen. Adapun Dana pihak ketiga (DPK) Bank Sulteng juga tumbuh 28,17 persen yoy menjadi Rp9,26 triliun. Simpanan giro bank mencatat pertumbuhan yang paling pesat, yakni sebesar 34,01 persen yoy menjadi Rp2,78 triliun.

Sementara deposito bank juga naik 32,41 persen yoy dari Rp3,26 triliun menjadi Rp4,32 triliun. Dengan demikian, komposisi dana murah (CASA) terhadap total DPK berada di level 53,36 persen.

Dari sisi aset, Bank Sulteng mencatatakan total aset Rp12,92 triliun atau tumbuh 6,95 persen yoy. Dengan demikian, Bank Sulteng menutup akhir tahun 2024 dengan perolehan laba bersih Rp242,23 miliar.

Namun di satu sisi, raihan laba bersih Bank Sulteng terpantau menurun 5,9 persen menjadi Rp257,57 miliar. Menurunnya laba bersih disebabkan membengkaknya beban operasional bank sebesar 12,33 persen menjadi minus Rp318,34 miliar.

Pendapatan operasional juga terpantau menyusut 5,02 persen, atau Rp318,34 miliar. Ini semua akhirnya berdampak kepada rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) yang menyentuh 73,48 persen.

Padahal, Bank Sulteng mencatat pertumbuhan di pendapatan bunga bersih sebesar Rp677,58 miliar, atau tumbuh 9,54 persen. Bahkan, pendapatan non operasional bank juga melonjak 85,98 persen dari Rp1,25 miliar menjadi Rp2,32 miliar.

Rasio keuangan bank juga positif. Return of equity (ROE) dan return of asset (ROA) masing-masing berada di persentase 17,36 persen dan 2,64 persen. Capital adequacy rtio (CAR) juga menyentuh 23,11 persen.

Posisi net interest margin (NIM) belum berubah dari 2023, yakni sebesar 6,43 persen. Loan to deposit ratio (LDR) juga masih sehat, yakni 90,52 persen, menyusut 731 bps. (*)

Bank SultengDirut Bank Sulteng
Comments (0)
Add Comment