Jakarta – Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menyelenggarakan Rapat Umum Anggota (RUA) pada Kamis, 20 Juli 2023. Forum tertinggi asosiasi industri perbankan ini adalah ajang tahunan untuk mendengarkan laporan kinerja Ketua Umum dan jajaran pengurus, sekaligus pemaparan agenda kerja ke depan.
Selain forum pertanggungjawaban pengurus organisasi, Rapat Umum Anggota juga menjadi tempat berdiskusi pelaku industri jasa keuangan bersama para pemangku kepentingan (stakeholders). Perbanas turut menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan sebagai keynote speaker.
Untuk diskusi panel, Perbanas mengundang sejumlah pembicara, di antaranya Guru Besar FEB Universitas Indonesia Mari Elka Pangestu; Ketua Badan Pengawas PERBANAS, Muhammad Chatib Basri; dan mantan bankir yang kini menjadi Ketua Dewan Direktur Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA), Ridha D.M Wirakusumah.
“Kami menyelenggarakan diskusi panel bertajuk Sustainable Finance: Indonesia’s Economic Transformation towards a Nature-Positive Future. Kami memilih tema ini untuk lebih memahami dua isu utama yang saat ini sangat relevan bagi industri. Pertama. perspektif makro tentang transformasi ekonomi dan strategi pemerintah dalam mengimplementasikan SDGs di Indonesia. Kedua, Rencana pengembangan dan peran perbankan dalam mendorong terwujudnya keuangan berkelanjutan yang komprehensif,” ujar Ketua Umum Perbanas, Kartika Wirjoatmodjo, dikutip Kamis, 20 Juli 2023.
Dalam sambutannya, Menteri Koordinator Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan pemerintah memiliki enam agenda utama untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Antara lain industrialisasi melalui hilirisasi, dekarbonisasi untuk mempercepat net zero sekaligus menangkap peluang ekonomi hijau, dan menyeimbangkan semua lini untuk menyelesaikan ketimpangan sosial.
“Pentingnya dukungan menyeluruh dari sektor jasa keuangan dalam menggerakkan sektor riil dengan menyelaraskan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup,” tegas Luhut.
Berbagai negara telah mengambil tindakan serius dalam mengatasi perubahan iklim dan implementasi ESG. Indonesia sebagai bagian dari komunitas global turut berkomitmen melalui Enhanced Nationally Determined Contribution untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga sebesar 31,9% pada tahun 2030 dan Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.
“Perbankan harus menjadi motor penggerak transformasi ekonomi Indonesia yang berperan aktif dalam mereduksi emisi karbon, melalui penyelarasan strategi pembiayaan dan portofolio kredit yang mengacu pada Taksonomi Hijau Indonesia (THI),” tambah Kartika yang akrab disapa Tiko.
Selain itu, Perbanas juga mengapresiasi para anggotanya yang telah mendorong perusahaan atau debitur yang bergerak di bidang ekstraksi energi seperti pertambangan dan perminyakan, pembangkit energi berbahan bakar fosil, transmisi energi, dan lainnya, untuk melangkah pada inisiatif transisi energi melalui pemberian fasilitas green financing maupun sustainability loan facility.
“Di tengah pengembangan ekosistem energi baru terbarukan (EBT), dukungan perbankan pada transisi energi tidak cukup hanya berhenti di sisi hulu, juga harus ke hilir. Hilirisasi bahan baku, seperti nikel, merupakan kunci strategis dalam pengembangan industri kendaraan listrik yang pada akhirnya bertujuan untuk mengurangi emisi karbon. Selain itu, PERBANAS sebagai wadah perbankan nasional yang menjadi jembatan antara bank BUMN, swasta, dan asing dengan regulator seperti BI dan OJK, berkomitmen untuk memperkuat dan memperbaiki regulasi terkait kebijakan masa post covid, perpajakan, hingga IT security,” pungkas Tiko. SW