Pengalaman Memimpin Krisis di Bukopin, Rivan: Kuncinya Komunikasi dan Raih Dukungan

Jakarta— Dalam Forum CEO Sharing yang diselenggarakan Infobank Media Group dan iSentia di Sangri-La Hotel pada 12 April 2023, Rivan A Purwantono, Direktur Utama Jasa Raharja, berbagi pengalaman melakukan transformasi di perusahaan yang sedang dipimpinnya sejak Juni 2021 lalu.

Namun, Karnoto Mohamad, Chief Editor The Asian Post yang juga menjadi Deputi Chief Editor Infobank, yang memandu acara tersebut mengatakan kepada 200 peserta yang hadir bahwa sesungguhnya Rivan juga memiliki pengalaman yang sangat menarik yaitu pada saat memimpin krisis di Bank Bukopin yang hampir gagal pada kuartal kedua 2020.

Waktu itu, Indonesia sedang menghadapi awal-awal pandemi COVID-19 dan Rivan yang baru 40 hari duduk di kursi Direktur Keuangan Kereta Api Indonesia (KAI) ditarik kembali ke Bank Bukopin untuk menjadi direktur utama. Rivan pun membagikan kisahnya saat memimpin penyelesaian bank berkode BBKP. 

“Waktu itu pemerintah yang masih memiliki saham, melalui Menteri BUMN, Pak Erick meminta saya menjadi direktur utama, dan pesannya adalah menjaga bank ini jangan sampai tutup,” ungkap Rivan.

Memimpin BBKP dalam kondisi krisis pastinya tidak mudah, terlebih pada awal pandemi yang membuat bank dalam sehat pun gagap menghadapi pengetatan mobilitas masyarakat. Lalu, BBKP saat itu harus membayar kewajiban kepada Bank Indonesia (BI) sebesar Rp900 miliar dan bank yang dihajar isu negatif paling keras hingga terjadi penarikan dana oleh nasabah besar-besaran hingga brangkas dana bank ini kering kerontang.

“Saat itu Bank Bukopin mendapatkan skors kliring dari BI tepatnya hari Jumat 15 Mei 2020, dan jika tidak disetor pada hari Seninnya, maka Bank Bukopin tutup,” tutur peraih S1 dari Universitas Gadjah Mada dan S2 dari Universitas Pelita Harapan ini.

Dalam waktu yang sangat singkat Rivan harus mencari pinjaman hingga akhirnya mendapatkan dana dari BNI sebesar Rp1,1 triliun dengan cover ratio collateral sebesar 300%.

“Situasinya genting, sampai pengikatan kredit di BNI dilakukan setelah sholat subuh. Siangnya kami bayar BI, dan tersisa dana Rp200 miliar,” kisah Rivan.

Dalam situasi krisis, Rivan berusaha menjalin komunikasi dengan berbagai pihak untuk membangun kepercayaan dan mendapatkan dukungan, mulai dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian BUMN, para menteri,  Kepolisian, Himbara, bank-bank daerah, jurnalis senior media, hingga dirinya mendapatkan dukungan.

“Alhamdulillah saya bisa berkomunikasi dengan semua pihak dan mereka men-support dengan baik, seperti dari OJK ada Pak Heru Kristiana dan Pak Slamet Edy Purnomo, Pak Hisbullah, Pak Kus Darmawan, semua dirut bank BUMN, sejumlah menteri, hingga Kabareskrim Pak Liestyo Sigit yang sekarang Kapolri,” ujar Rivan.

 Begitu juga dukungan insan-insan BBKP yang sangat penting untuk tetap semangat dan kompak dalam mengarungi masa sulit bersama-sama.

“Satu yang saya pegang adalah tidak ada kata lain, ini harus rekonsiliasi. Lalu memberi kepercayaan juga ke semua karyawan. Saya terangkan bahwa ini kapal mau bocor apapun harus ada yang nutupin. Intinya kalau anda nggak percaya anda keluar, kalau percaya ya tutupin pakai apapun,” ungkapnya.

Selain itu, Rivan berusaha menggalang dukungan media dengan mengundang 13 pemimpin redaksi media tier satu dan menginformasikan kondisi BBKP yang sudah menyiapkan langkah-langkah penyelamatan BBKP yang akan membuahkan hasil karena KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham terbesar kedua setelah Bosowa Corporindo berkomitmen untuk menyelamatkan banknya.

“Waktu itu, kami berhasil meyakinkan pemilik saham existing yakni KB Kookmin Bank, dan melakukan percepatan right issue yang itu sampai dibahas rapat terbatas para menteri di kabinet,” kata Rivan.

Setelah meraih kepercayaan KB Kookmin Bank dan kepastian right issue akan dilaksanakan, Rivan bersama jajarannya pun melakukan roadshow ke nasabah di seluruh kota untuk meyakinkan keamanan dana mereka sekaligus mendapatkan kepercayaan nasabah untuk bersama-sama membangkitkan BBKP kembali.

Akhirnya, right issue atau Penawaran Umum Terbatas ke-5 (PUT V) melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) berhasil dilaksanakan pada akhir Juli 2020 dan KB Kookmin Bank resmi menjadi pemegang saham terbesar BBKP setelah menyerap sekitar 2,97 miliar lembar saham baru sementara Bosowa yang juga melaksanakan porsi HMETD nya dengan menyerap 1,09 miliar lembar saham.

Pelaksanaan PUT V menjadi tonggak keberhasilan BBKP lolos dari krisis sekaligus indikator positif adanya kepercayaan investor asing terhadap perbankan Indonesia yang sedang berjibaku menghadapi pandemi Covid-19. Tak lama setelah itu, BBKP bangkit hingga mendapatkan kenaikan rating Pefindo ke posisi AAA dan sahamnya pun melonjak sampai ke Rp700 dari sebelumnya yang di posisi Rp63 per lembar.

Menutup cerita soal memimpin penyamatan BBKP, Rivan pun menyampaikan pelajaran bahwa keberhasilan yang  bahwa Kesuksesan yang didapat oleh Rivan ini merupakan buah dari kerja keras selama hampir 15 tahun di dunia perbankan.

“Kuncinya adalah komunikasi dan bahu membahu dengan semua pihak. Jadi keberhasilan penyelamatan Bank Bukopin itu bukan hanya berkat saya, tapi karena saya dibantu banyak pihak karena nggak mungkin kita lakukan sendiri,” tuturnya.

Berkat komunikasi, Rivan tetap bisa menjaga hubungan baik dengan pemilik lama dari Bosowa Corporindo yang sempat berseteru dengan KB Kookmin Bank dan OJK sampai kemudian berdamai kembali agar pemulihan bank yang kemudian berubah nama menjadi Bank KB Bukopin berjalan lancar. (Karnoto Mohamad)

jasa raharjapajak kendaraanProgram Pemutihan Pajak KendaraanRivan Achmad Purwantono
Comments (0)
Add Comment