Jakarta – Mayoritas pendukung Jokowi pada Pilpres 2019 ternyata menolak wacana penundaan Pemilu 2024. Pendukung Ganjar Pranowo setali tiga uang.
Menarik mencermati hasil riset yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terkait wacana penundaan Pemilu 2024 dan usulan presiden tiga periode.
Riset yang dilakukan LSI pada 23 Februari hingga 3 Maret 2022 dengan 1.200 responden dan margin error 2,9% itu setidaknya menyimpulkan dua hal.
Pertama, mayoritas publik menolak wacana penundaan pemilu (sebanyak 68,5%) dan usulan presiden tiga periode (70,3%).
Kedua, tidak ada alasan yang cukup kuat untuk mengamandemen UUD 45 dan melabrak amanah reformasi. “Sesuai amanah reformasi dan UUD 45, masa jabatan presiden paling banyak dua periode,” tulis Deny JA, dalam keterangan hasil riset yang dirilis Kamis, 10 Maret 2022.
Yang menarik, penolakan juga dilakukan oleh para pendukung Jokowi di Pilpres 2019 (58,1%) dan para pendukung Ganjar Pranowo (69,3%). Seperti diketahui, mayoritas pendukung Ganjar adalah para pendukung Jokowi di Pilpres 2019.
Selain itu, mayoritas parpol juga menolak. Hanya PKB dan PAN yang memberi sinyal persetujuan atas usulan penundaan pemilu maupun presiden tiga periode.
Jika dilihat dari persentase suara mereka di parlemen, hanya 17,74%, dengan rincian PAN 10,09% dan PKB 7,65%. Sementara, partai penolak mendominasi, termasuk tiga partai terbesar: PDIP (22,26%), Golkar (14,78%), dan Gerindra (13,57%).
“Tampaknya, usulan penundaan pemilu dan masa jabatan presiden tiga periode layu sebelum berkembang,” tutup Denny JA. (*)
Editor: Darto Wiryosukarto