Jakarta— PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) membukukan kenaikan laba yang sangat tajam di paruh kedua tahun ini.
Teranyar, laba setelah pajak yang dicatatkan AXA Mandiri Financial Services terkerek Rp988,9 miliar atau naik 63% dari Juni 2022 sebesar Rp605,48 miliar.
Naiknya laba tersebut terdongkrak dari pertumbuhan pendapatan di semester pertama tahun ini yaitu Rp7,98 triliun atau naik 22,2% secara tahunan (year on year/yoy) dari periode yang sama di 2022 sebesar Rp6,53 triliun.
Jika dilihat dari laporan keuanagan perusahaan, melesatnya pendapatan itu didorong dari bertumbuhnya premi reasuransi senilai Rp65 miliar dan hasil investasi Rp2,23 triliun, serta pendapatan lain senilai Rp174,6 miliar.
Adapun, di periode yang sama, AXA Mandiri Financial Services berhasil membukukan peningkatan investasi senilai Rp37 triliun atau naik dibandingkan Juni 2022 yakni Rp36,1 triliun.
Lebih lanjut, AXA Mandiri Financial Services memiliki modal yang kuat. Rasio solvabilitas perusahaan tercatat sebesar 465% per semester I/2023, naik siginifikan dari periode yang sama tahun lalu sebesar 313%.
Nilai RBC AXA Mandiri Financial Services ini lebih tinggi dari kewajiban minimum sebagaimana dipersyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu minimal 120%, dengan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban ditunjukkan oleh rasio likuiditas sebesar 180,52%.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 71/POJK.05/2016 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, rasio pencapaian tingkat solvabilitas sekurang kurangnya adalah 100% dengan target internal paling rendah 120% dari Modal Minimum Berbasis Risiko (MMBR).
Selanjutnya, total ekuitas AXA Mandiri Financial Services di akhir Juni 2023 terpantau naik menjadi Rp2,7 miliar yoy dibandingkan tahun periode yang sama 2022 sebesar Rp2,3 miliar. (*) RAL