Pemerintah Kecam Pemberian Penghargaan Dewan Kota Oxford untuk Separatis Papua

THE ASIAN POST, JAKARTA ― Pemerintah Indonesia mengecam keras keputusan Dewan Kota Oxford yang telah memberikan penghargaan Oxford Freedom of the City Award kepada Benny Wenda pada Rabu (17/7).

KBRI London, dalam keterangan tertulisnya menegaskan, Dewan Kota Oxford telah memberikan penghargaan kepada orang yang salah.

“Orang tersebut (Benny Wenda), justru merupakan pelaku dan pendukung penggunaan kekerasan dalam mencapai tujuan politiknya,” demikian keterangan pers itu menyebutkan.

KBRI London mempertanyakan dasar pemberian penghargaan itu kepada Benny  dengan sebutan “peaceful campaigner for democracy”.

Padahal,  banyaknya bukti yang mengaitkan Benny dengan  berbagai kekerasan bersenjata yang terjadi di Papua.

Untuk itu, KBRI London menyatakan, pemberian penghargaan itu justru akan memberikan legitimasi kepada Benny  dan kelompoknya untuk terus meningkatkan tindakan kekerasan bersenjata terhadap warga sipil dan aparat pemerintah yang bertugas menjaga keberlangsungan pembangunan ekonomi, sosial dan budaya di Papua.

Pemerintah Indonesia mengingatkan pernyataan tegas Pemerintah Inggris yang mendukung penuh kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Dan, bahwa pemberian penghargaan tersebut tidak mewakili posisi Pemerintah Inggris,” tegas KBRI London.

Pemerintah Indonesia menghargai sikap Inggris yang tetap menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Republik Indonesia, dan pengakuan bahwa Papua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia.

Posisi Indonesia akan tetap tegas terhadap gerakan separatisme.

“Indonesia tidak akan mundur satu senti pun untuk menegakkan NKRI,” tegas pernyataan itu.

KBRI London menilai, pemberian penghargaan kepada orang yang memiliki catatan kriminal melalui gerakan separatis bersenjata menunjukkan ketidakpahaman Dewan Kota Oxford terhadap sepak terjang yang bersangkutan selama ini.

Selain itu, KBRI London berpendapat Dewan Kota Oxford tidak memahami kemajuan pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat yang sebenarnya. []

headlineInternationalpenghargaan Oxford Freedom of the City Award
Comments (0)
Add Comment