Jakarta— PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN terus memacu penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada tahun ini.
Penyaluran KUR mencapai Rp824 miliar per Juli 2023, capaian ini meningkat hingga 148% dari Juli 2022. Di Juli 2023 sebagian besar KUR yang telah diberikan oleh BTN telah disalurkan ke sektor-sektor tertentu, seperti sektor perdagangan sebesar Rp351,4 miliar atau 42,64% dan sektor konstruksi Rp240,9 miliar atau 29,23%.Penyaluran KUR ke sektor produksi di atas 50% atau sebesar 57,36% dan untuk sektor nonproduksi sekitar 42,64%.
Di periode Juli 2023, kolektibilitas nonperforming loan (NPL) KUR relatif terkendali di bawah 1% yaitu sebesar 0,54% lebih baik dibandingkan NPL KUR posisi Desember 2022 sebesar 0,78%.
Di tengah permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin terus , BTN memiliki beberapa strategi dalam mencapai target KUR 2023. Sejumlah program digencarkan mulai dari, Program Upselling, Cross selling debitur KPR dan Tabungan, bundling merchant agen QRIS/EDC, kemitraan dengan Mitra Developer/Swasta/BUMN Program Ekosistem Bisnis.
BTN juga ikut dalam Program Referral unit kerja lain, Program Penyaluran KUR pada housing ecosystem dan pasar, serta perluasan channel KUR seperti pengajuan KUR melalui Kantor Cabang Pembantu (KCP) Mitra Unit UMKM, Pengajuan KUR melalui BTN Properti, serta partnership dengan e-commerce.
Lebih lanjut, kini Bank BTN telah mengembangkan Credit Scoring Model (CSM) dan Decision Engine yang akan segera diimplementasikan agar penyaluran KUR dapat menjadi lebih cepat dan berkualitas.
Pengembangan CSM ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mendorong pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menggunakan sistem credit scoring atau skor kredit pada sisa masa jabatannya. (*) RAL