Pak Prabowo, Inikah Alasan Anda Jemput Aspri dengan Pesawat RI-1?

Jakarta – Apa alasan Presiden Prabowo Subianto menjemput asisten pribadi (aspri) bernama Agung Surahman dari Bengkulu dengan menggunakan pesawat Kepresidenan RI-1?

Pertanyaan ini wajar saja. Sebab, jarang terjadi seorang aspri sampai dijemput oleh Presiden. Dengan menggunakan pesawat kepresidenan pula. Selain janggal, ini juga biaya tinggi.

Ini sangat bertolak-belakang dengan semangat efisiensi yang sedang digalakkan pemerintahan Prabowo – Gibran.

Sekadar info, jika mengacu pada Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), biaya harian operasional pesawat Kepresidenan RI-1 Kepresidenan jenis BAe RJ-85 VVIP (pesawat British Aerospace)sekitar Rp8,69 miliar.

Rinciannya, untuk pengoperasian dan perawatan harian sebesar Rp 4,87 miliar, untuk pemeliharaan sebesar Rp 3,79 miliar, dan izin frekuensi pesawat repeater (3 unit) sebesar Rp 28 juta.

Maka itu, muncul pertanyaan lanjutan, seberapa penting Agung Surahman hingga harus dijemput dengan biaya tinggi?

Agung sudah memberikan klarifikasi alasan penjemputan dirinya oleh Presiden. Katanya, dia kehabisan tiket untuk ikut rombongan Presiden ke Malaysia bertemu Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim.

Sementara, pihak Istana belum memberikan klarifikasi. Sehingga, beberapa pihak menduga-duga alasan penjemputan aspri Agung Surahman.

Salah satu yang mencoba ber-husnudzon menerka alasan Prabowo menjemput Agung adalah Prof. Dr. Iswandi Syahputra.

Melalui akun FB-nya yang diposting Kamis (10/4) lalu, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga yang juga Staf Ahli Menteri Agama itu menduga, alasan Prabowo menjemput Agung untuk kepentingan diplomasi.

“Tulisan ringan ini didorong oleh sebuah kebingungan. Mengapa Presiden Prabowo sampai menjeput langsung Agung Surahman, Aspri (Asisten Pribadi) di Bengkulu sebelum melakukan lawatan ke Luar Negeri?,” tanya Iswandi, membuka tulisannya.

Setelah tanya beberapa sumber, Iswandi mengaku mendapat banyak informasi profil kekuatan dan kelebihan Agung. “Sangat langka, nyaris tidak dimiliki diplomat Indonesia,” tulis Iswandi menggambarkan Agung.

Menurut Iswandi, kekuatan Agung adalah dalam hal tarik suara. Dia mahir bernyanyi dengan berbagai bahasa, seperti Mandarin dan Turki. “Di sinilah sosok Agung Surahman, Aspri Presiden Prabowo memang tidak ada duanya. Maaf, Agung Surahman sejauh ini memang belum ada duanya, cenderung langka,” tulisnya.

“Lihat saja bagaimana suaranya yang bulet, serius, dalam banget saat menyanyikan lagu ‘Ge Chang Zu Guo’ di depan Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Prabowo saat keduanya bertemu di Cina. Padahal pengakuan Agung, saat itu dia diminta menyanyi mendadak tanpa persiapan,” paparnya.

Tidak cukup itu. Kata Iswandi, Agung juga pernah menyanyi berbahasa Turki berjudul “Ceddin Deden” saat bertemu Presiden Turki Erdogan. Saat itu, Erdogan yang tengah berkunjung ke Indonesia, sampai ikut pegang mikropon ikut bernyanyi.

Alasan inilah yang membuat posisi Agung menjadi penting menjelang kunjungan Prabowo ke Malaysia. Mungkin, Agung akan diminta menyanyi di depan Anwar Ibrahim.

“Menjadikan musik atau lagu sebagai sarana diplomasi dapatlah saya sebut sebagai Smart Power dalam diplomasi. Ini berbeda dengan diplomasi berbasis Hard Power atau Soft Power,” tutur Iswandi.

Smart power dalam diplomasi ini, kata Iswandi, sepertinya sedang dimainkan Prabowo dalam panggung diplomasi internasional. “Mencari kawan sebanyak-banyaknya dengan menggunakan daya tarik menyanyi,” duga mantan jurnalis Radio Elshinta itu. DW

aspri PrabowoPresiden Prabowo Subianto
Comments (0)
Add Comment