Jakarta— Ditunjuknya Nixon Napitupulu untuk memimpin Bank Tabungan Negara (BTN) melengkapi sudah dominasi bankir alumni Bank Mandiri di bank-bank pelat merah.
Erick Thohir selaku Menteri BUMN melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis 17 Maret 2023, memutuskan menaikkan posisi Nixon Napitupulu dari kursi Wakil Direktur Utama menjadi Direktur Utama menggantikan Haru Koesmahargyo.
Dengan demikian, lima bank BUMN seluruhnya dipimpin oleh bankir-bankir jebolan Bank Mandiri. Bank Rakyat Indonesia (BRI) dipimpin oleh Sunarso sejak September 2019, Bank Negara Indonesia (BNI) dinahkodai oleh Royke Tumilaar sejak Agustus 2020, Bank Syariah Indonesia (BSI) di bawah kendali Hery Gunardi sejak 2021, dan Bank Mandiri sendiri yang saat ini dikomandani Darmawan Junaidi.
Bahkan, selain kursi direktur utama, kursi direktur manajemen risiko juga secara kompak diduduki oleh geng Bank Mandiri. Di BRI ada Agus Sudiarto, di BNI ada David Pirzada, di BTN ada Setyo Wibowo, dan Bank Mandiri sendiri ada Siddik Badruddin. Di kursi yang lain juga bertebaran alumni Bank Mandiri.
Di BRI ada Handayani yang menjadi Direktur Ritel BRI. Paling banyak di BNI dimana ada Silvano Rumantir yang menjadi Direktur Korporasi dan Internasional, Muhammad Iqbal sebagai Direktur Institutional Banking dan Toto Prasetio direktur Teknologi.
Bahkan, bankir kawakan yang memimpin Bank Mandiri periode 2005 hingga 2010 yaitu Agus Martowardojo duduk di kursi Komisaris Utama di BNI sejak awal 2020.
Lantas, mengapa bankir-bankir asal Bank Mandiri berhasil mendominasi kursi direksi bank-bank Himbara? Menurut riset The AsianPost, ada dua faktor utama yang membuat bankir-bankir Bank Mandiri mendapatkan kesempatan dan kepercayaan menduduki kursi empuk bank-bank pelat merah.
Satu, Bank Mandiri sejak lama serius menyiapkan pendidikan bankir seperti dilakukan Citibank, kemudian Bank Niaga di era 80-an hingga 90-an. Apalagi pada 1999 bank hasil merger ini dipimpin oleh Robby Djohan yang memang sangat memedulikan Pendidikan.
Berbeda dengan bankir-bankir asal Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang banyak berinteraksi dengan pelaku UMKM, Bank Mandiri yang banyak menggarap pasar korporasi sangat menuntut pengetahuan dan penampilan yang bagus, sehingga terkesan sangat menguasai bidang perbankan.
Meskipun bankir-bankir BRI juga lebih gigih di lapangan sehingga bank ini selalu menjadi bank paling besarnya untungnya sejak hampir dua dekade terakhir.
Dua, bankir-bankir asal Bank Mandiri mendapatkan kesempatan dengan duduknya bankir asal Bank Mandiri menjadi Wakil Menteri BUMN sejak akhir 2019.
Keduanya adalah Kartika Wirjoatmodjo dan Budi G Sadikin yang setelah diangkat menjadi Menteri Kesehatan kemudian kursinya diduduki Pahala Mansury.
Erick Thohir yang tentu sibuk dengan urusan lain dan tak menguasai medan perbankan pun menyerahkan otoritasnya kepada kedua wakilnya yang berlatar belakang bankir, termasuk menentukan direksi bank-bank BUMN. Apalagi, sektor perbankan selama ini menjadi tujukan terbaik dalam tata kelola perusahaan di lingkungan BUMN.
Hanya yang terjadi kemudian adalah bankir-bankir Bank Mandiri yang mendapatkan banyak kesempatan dan membuat bankir-bankir bank BUMN lain seperti gigit jari.
“Talent dari bank lain dianggap tidak capable dong ya,” ujar seorang mantan direktur bank BUMN.
Selain di kursi direksi, Mandirian juga mengisi pos-pos komisaris Himbara. Selain Agus Martowardojo di BNI, ada Kartika Wirjoatmodjo di kursi Komisaris Utama BRI dan Sentot A Sentosa di kursi Komisaris BTN.
Begitu juga kursi direksi dan komisaris BUMN non perbankan yang juga diisi bankir jebolan Bank Mandiri. Bank Mandiri sendiri adalah bank hasil merger empat bank pelat merah pada 1999 yang menghabiskan obligasi rekap terbesar dalam sejarah perbankan Indonesia yaitu Rp178 triliun. (KM)
Bankir-bankir mandiri emang gaperlu diragukan lagi kinerjanya, makanya dari CEO himbara sampai kursi direktur risk juga diisi mandirian. Sukses terus bank mandiri 👍🏻
Emang isinya bank mandiri itu berinovasi semua makanya bank mandiri selalu menghadirkan kreativitas baru