Jakarta– Nobu Bank sukses menyelenggarakan Simposium Perumahan Warisan Bangsa di Balai Sarbini, Lippo Mall Nusantara, Jakarta, Selasa (16/9/2025).
Acara bergengsi ini menghadirkan 1.380 peserta dari kalangan pengembang, kontraktor, hingga pelaku perbankan yang antusias mengikuti diskusi interaktif demi mendorong kemajuan sektor perumahan nasional.
Gelaran ini diinisiasi Nobu Bank bersama KADIN Indonesia, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kementerian Investasi, serta sejumlah asosiasi pengembang.
Dengan mengusung tema “Gotong Royong Perumahan untuk Bangsa”, forum ini menegaskan bahwa sektor perumahan merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Direktur Utama Nobu Bank, Suhaimin Johan, menekankan besarnya efek berganda dari pembangunan rumah.
“Satu unit rumah bisa menggerakkan hingga 140 sektor pendukung,” ujar Suhaimin.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen, dan sektor properti menjadi salah satu kunci utama. menjawan hal itu, Suhaimin memperkenalkan tiga program unggulan Nobu Bank, yaitu Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Progresif, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan.
Menurutnya, KUR Perumahan adalah peluang emas yang harus dipersiapkan sejak dini agar transaksi dapat segera berjalan saat program resmi diluncurkan.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, menilai partisipasi swasta dalam memberikan subsidi rumah sebagai langkah terobosan.
“Kalau dulu subsidi hanya dari negara, kini swasta ikut serta. Ini luar biasa,” terang Maruar.
Ia menegaskan bahwa KUR Perumahan harus inklusif, sehingga UMKM pendukung sektor ini juga bisa mendapat manfaat. “Kami akan melayani cepat dengan hati, jangan lambat,” sambungnya.
Senada dengan itu, Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menyebut pembangunan rumah penting untuk pemerataan sosial.
“Pembangunan perumahan adalah kunci kesejahteraan,” kata Rosan.
Menteri Rosan mendorong agar dana KUR yang sudah dianggarkan bisa digunakan tepat sasaran dan transparan. Ia optimistis target investasi perumahan yang ditaksir mencapai Rp250 triliun bisa terealisasi lebih baik di tahun mendatang.
Sementara, Ketua Umum KADIN Indonesia, Anindya Bakrie, mengingatkan bahwa sektor ini menyerap sekitar delapan juta tenaga kerja, atau enam persen dari total pekerja nasional. Ia berharap bunga kredit bisa lebih terjangkau agar penyerapan perumahan semakin cepat.
Wakil Ketua Umum KADIN, James Riady, juga melihat adanya momentum besar dari kucuran dana Rp200 triliun ke bank BUMN.
James menyebut kuota rumah subsidi FLPP yang naik menjadi 350.000 unit adalah peluang bagi pengembang, dengan target yang bisa meningkat hingga 700.000 unit di tahun-tahun berikutnya.
Antusiasme peserta semakin terasa lewat diskusi interaktif, di mana para pelaku usaha berkomitmen mempercepat pembangunan rumah, memaksimalkan pemanfaatan KUR, serta memperluas inovasi pembiayaan.
Simposium ini menjadi titik awal implementasi KUR Perumahan yang akan difinalkan akhir September 2025. Kolaborasi pemerintah, perbankan, pengembang, dan asosiasi diyakini mampu menjadikan sektor perumahan sebagai motor baru pertumbuhan ekonomi nasional.
“Pembangunan rumah bukan sekadar proyek fisik, tapi penggerak ekonomi rakyat,” tegas Maruarar, menutup pidatonya yang disambut tepuk tangan meriah peserta. (*) RAL