Momen Galungan, Penyatuan Kekuatan Rohani dan Dharma Musibah Membawa Berkah

DANG HYANG NIRARTHA PEDANDE SAKTI WAWU RAWUH

Dang Hyang Nirartha datang ke Bali pada tahun 1489 masehi, dalam rangka dharmayatra pada masa pemerintahan Raja Sri Dalem Waturenggong.

Dikisahkan dalam Dwijendra Tattwa bahwa pada masa kerajaan Majapahit ada seorang bhagawan yang bernama Dang Hyang Dwi Jendra. Atas pengabdian yang sangat tinggi terhadap raja dan rakyat melalui ajaran ajaran spiritualnya beliau dihormati.

Beliau dikenal mampu meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran serta bisa menanggulangi berbagai masalah kehidupan.

Dalam menyebarkan ajaran agama Hindu beliau dikenal dengan Dharma Yatra dengan mengembangkan paham Tri Purusa yakni pemujaan Hyang Widhi  dalam manifestasiNya sebagai Siwa, Sadha Siwa dan Parama Siwa.

Selanjutnya karena mempunyai kemampuan supra natural beliau dijuluki sebagai Pedande Sakti Wawu Rawuh. Dimana Dalem Waturenggong sangat kagum terhadap Dang Hyang Nirartha yang telah mendapat julukan Pedande Sakti Wawu Rawuh sehingga beliau diangkat menjadi Bhagawanta  (pendeta kerajaan) membuat Bali Dwipa ketika itu mencapai masa keemasan mengingat semua kehidupan ditata dengan baik.

Beliau dimana pernah bertempat tinggal banyak membimbing umat dengan sepuluh pesan beliau yang terkenal,  kemudian berdirilah banyak pura sebagai penghormatan untuk memuja Danghyang Nirartha atau Pedande Sakti Wawu Rawuh.

Akhirnya Dang Hyang Nirartha meninggal dunia dengan cara moksa di Pura Uluwatu  tanpa meninggalkan jasad. Namun demikian beliau sangat dihormati oleh umat Hindu Bali karena kesidian dan kedermawanannya banyak meninggalkan petunjuk kehidupan yang memperkaya Budaya Hindu Bali.

Comments (0)
Add Comment