Jakarta— Keberhasilan serangan pasukan Iran membobol sistem perlindungan rudal Iron Dome membuat Israel kewalahan karena biaya perang membengkak tak terkendali.
Mantan Kepala Staf The Israel Defense Force (IDF) Brigadir Jenderal (Purn) Re’em Aminach, mengungkapkan, Israel menghabiskan US$1,45 miliar atau setara Rp23 triliun dalam dalam 48 jam pertama operasi militernya terhadap Iran.
“Tindakan ofensif saja, termasuk serangan udara awal, jam terbang, dan amunisi, menghabiskan biaya sekitar US$593 juta (Rp8,7 triliun). Sisanya biaya untuk tindakan defensif,” ujarnya kepada Financial Express, Rabu (18/6).
Pada saat ini, kata dia, konflik Iran menghabiskan biaya Israel rata-rata US$725 juta atau sekitar Rp11 triliun per hari, dan angka itu hanya memperhitungkan biaya militer langsung.
Untuk Perang Gaza saja, lanjut dia, Israel telah mengeluarkan lebih dari 250 miliar shekel (Rp10,84 triliun) hingga akhir tahun 2024.
Jumlah ini mencakup operasi militer langsung, pengeluaran dukungan sipil, dan kerugian pendapatan akibat gangguan ekonomi.
Mobilisasi cadangan merupakan salah satu komponen yang paling mahal. Dengan lebih dari 300.000 tentara cadangan yang dipanggil selama perang Gaza sudah sangat besar.
Kementerian Keuangan Israel memperkirakan, mempertahankan 100.000 tentara untuk satu hari saja menghabiskan biaya hingga 100 juta shekel atau sekitar Rp437 triliun per hari, termasuk upah, logistik, makanan, dan tempat tinggal.
Anggaran pertahanan Israel telah membengkak secara drastis dari 60 miliar shekel pada tahun 2023 menjadi 99 miliar (Rp456 triliun) pada tahun 2024 dan diproyeksikan mencapai 118 miliar shekel (Rp543 triliun) pada tahun 2025. (DW)