Jakarta— Sebagai salah satu destinasi favorit di Indonesia, Pura Agung Besakih terus meningkatkan potensi digital pariwisata selaras dengan strategi Kementerian Pariwisata.
Berlokasi di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Bali, Pura Agung Besakih dikenal dengan sebutan “Mother of Temple” dengan kapasitas area untuk 80.000 orang.
Pura Agung Besakih berkolaborasi dengan MKP yang dikenal sebagai the most reliable traffic intelligence company, untuk memberikan pelayanan terbaik bagi puluhan ribu pengunjung setiap harinya.
Lebih dari itu, kerja sama berkelanjutan tersebut berlandaskan komitmen kedua belah pihak dalam meningkatkan nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk perbaikan, pengelolaan, dan pemeliharaan area Pura Agung Besakih.
Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) sekaligus implementasi e-ticketing pariwisata secara on-site. Ke depannya, Pura Agung Besakih akan menggunakan traffic intelligence system dari MKP pada seluruh alur digitalisasi retribusi pariwisata, parkir, dan public services.
Pura Agung Besakih menjadi pionir penggunaan Self Kios dari MKP untuk pembelian on-site. di layanan penjualan tiket pariwisata yang setiap harinya ada puluhan ribu traffic.
Dengan sistem ‘One Man One Ticket’ pengunjung dapat melakukan pembelian dan penjualan secara mandiri menggunakan Self Kios MKP.
Di area parkir dengan kapasitas lebih dari 1.500 unit juga menggunakan sistem ‘Tap In Tap Out’ dari MKP. Kemudian sistem ‘Zero Leakage Optimal Revenue’ memudahkan pembayaran retribusi pada public services Pura Agung Besakih dengan berbagai metode pembayaran digital, seperti QRIS dan Prepaid Card.
Kepala Badan Pengelola Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih, I Gusti Lanang Muliarta mengaku digitalisasi merupakan langkah strategis dalam menanggapi kebutuhan pelayanan tiket pariwisata, parkir, hingga public services bagi puluhan ribu pengunjung setiap harinya.
“Kami mengupayakan layanan terbaik di Pura Agung Besakih. Dengan traffic intelligence system dari MKP, memberi kemudahan dalam pelayanan pembayaran secara digital sekaligus mengopHmalkan perolehan PAD,” katanya.
Sementara Kepala Badan Pengelolaan Aset dan Pengembangan Usaha, Ni Wayan Sartikawati berujar, penggunaan Self Kios bersama MKP menjadi salah satu langkah besar dalam agenda digitalisasi pariwisata menanggapi evolusi pariwisata kelas dunia yang kian massif.
“Bersyukur kami telah terintegrasi dengan traffic intelligence system yang memberikan kemudahan pendataan traffic hingga rekonsiliasi data pada ratusan ribu pengunjung di Pura Agung Besakih. Kita harus melek perkembangan jaman agar tidak ketinggalan, sehingga dapat adapHf dengan habit millennial di Indonesia saat ini,” ungkapnya
Kemampuan traffic intelligence system dalam memberi kemudahan pendataan pengunjung secara realtime mampu menjawab tantangan inovasi Pariwisata di Indonesia.
Nicholas Anggada, CEO & co-Founder PT Mitra Kasih Perkasa (MKP) menyatakan dukungannya untuk meningkatkan PAD di seluruh daerah. Ia mengatakan, hingga saat ini MKP dipercaya pada ratusan lokasi di Indonesia dengan fokus pada produk 4P, yaitu pariwisata, parkir, pasar, dan public services. Tujuannya, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui traffic intelligence system dari MKP.
Dengan total traffic transactions mencapai 56 juta dan total processing value lebih dari Rp1,9 triliun, MKP membuktikan ketangguhannya sebagai the most reliable traffic intelligence company.
“Implementasi sistem MKP dengan world class standar di Pura Agung Besakih,juga kami lakukan pada ratusan mitra kami di seluruh Indonesia. MKP turut mendukung post implementation dengan Service Level Agreement (SLA) kami ditambah dengan kemudahan rekonsiliasi dana dan data,” tambah Nicholas. (*) RAL