Misteri Kematian Mirna, Dokter Djaja: Ada Tukak Lambung Kronis, Bukan Mati Karena Sianida

Jakarta— Kasus pembunuhan I Wayan Mirna Salihin yang terjadi 7 tahun lalu kembali menimbulkan kontroversi pasca dirilisnya sebuah film dokumenter berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso yang dirilis oleh Netflix.

Beberapa tim ahli yang dulunya dihadirkan dalam persidangan sampai saat ini meyakini bahwa Jessica Wongso bukanlah aktor pembunuhan keji tersebut. Sebab, Tak ada satu pun bukti langsung yang menunjukan bahwa Jessica menaruh racun sianida pada minuman kopi vietnam yang dipesan itu.

Ahli forensik Dokter Djaja Surya Atmadja yang pernah menjadi saksi ahli pada kasus itu menegaskan kembali bahwa kematian Jessica bukan disebabkan oleh sianida. Menurutnya, jika benar pada sampel kopi yang ditemukan mengandung 7.500 mg/liter sianida, maka bisa dipastikan semua pengunjung yang Oliver Coffe di Grand Indonesia itu akan pingsan.

“Pada kasus itu yang diambil darah, hati, isi lambung, dan urin. Semuanya negatif sianiada, kecuali di lambung ketemu sianida 0,2 mg per liter, itu kecil banget. Logikanya kalau dia ada sianida besar terus kemudian jadi kecil itu masuk di akal. Tapi kalau tidak ada kemudian jadi ada itu kan tanda tanya dari mana? Bisa juga karena pembusukan walau pun kecil,” ujarnya di kanal Youtube dr Richard Lee, Sabtu (7/10/2023).

Sebelum akhirnya Jessica didakwa bersalah, ia menjelaskan bahwa berdasarkan temuan saksi ahli forensik Dokter Slamet Purnomo ditemukan tukak di lambung jenasah Mirna.

Pemeriksaaan mikroskopik menunjukkan bahwa terdapat gumpalan darah berwarna hitam. Artinya, luka di lambung itu sudah berlangsung lama, bukan disebabkan bahan kimia yang baru yang masuk.

“Di dalam lambung itu ada tukak lambung, kulkus. Dan ada borok gitu luka, dan tahu nggak, luka itu diambil oleh tim forensik dan ketemu radang bulat, itu monosit. Kalau luka baru yang ada itu sel PMN, jadi sel leukosit yang bentuknya macam-macam kalau dia udah lama prosesnya berbulan-bulan dan kronis, jadi selnya bulat-bulat semua, limfosit sama monosit. Itu artinya maag kronis, dan itu adalah pendarahan lambung,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dokter Djaja merasakan adanya keanehan pada jasad korban. Menurutnya, kulit jenasah Mirna saat diperiksa berwarna biru, sedangkan jika sianida masuk ke tubuh seseorang maka wajah dan lambungnya akan berwarna merah terang.

Bukan hanya itu, saat perut jenasah Mirna ditekan, Dokter Djaja tidak mencium adanya bau sianida sedikit pun yang keluar dari mulut wanita berusia 27 tahun itu. Hal itulah yang membuat peneliti sianda selama 30 tahun ini yakin Mirna tidak terbunuh oleh sianida. (*) RAL

i wayan mirna salihinjessica wongsokasus kopi sianida
Comments (0)
Add Comment