Meski Tetap Ekspansif, Belanja Modal Ciputra Turun Jadi Segini

Jakarta— PT Ciputra Development Tbk atau CTRA akan mengalokasikan sisi belanja modal (capital expenditure/Capex) sebesar Rp1,5- 2 triliun pada tahun buku 2025. Adapun, realisasi penggunaan pada kuartal I/2025 masih sebesar Rp300 miliar.

Head of Investor Relations Ciputra Development Aditya Ciputra Sastrawinata mengatakan, realisasi Capex tahun ini relatif kecil dibandingkan tahun lalu, yakni Rp2,8 triliun. Sebagian besar dari Capex masing-masing untuk pengembangan land banking.

“Kami juga masih akan masih ada porsi sekitar satu per tiga dari pembelian tanah kami yang di Sentul, dan sisanya juga untuk pembangunan mall kita yang baru di CitraLand CPI Makassar dan kemungkinan juga akan membangun rumah sakit baru di lokasi yang kita belum disclose pada saat ini,” ujar Aditya, dalam Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Ciputra Development Tbk (CTRA) di Raffles Hotel Jakarta, Selasa (17/6).

Target Marketing Sales 2025

Di satu sisi, Aditya menyatakan bahwa CTRA menargetkan marketing sales atau pra-penjualan 2025 sebesar Rp11 triliun. Angka ini tak berbeda dengan pencapaian tahun lalu. Sejalan dengan itu, CTRA juga membidik peningkatan pendapatan 5-10% secara tahunan (year on year/yoy), dengan laba bersih yang tumbuh 10-15% yoy.

Menurut Aditya, target marketing sales tahun 2025 akan didukung oleh penjualan hunian tapak atau residensial. Target kontribusi segmen ini sebesar 82% atau diharapkan stabil dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain itu, ruko dengan target kontribusi 14%, atau naik 7% dari tahun lalu. Sedangkan penjualan apartemen ditargetkan berkontribusi 4% atau meningkat 6% dibandingkan tahun lalu

“Kami juga akan mengoptimalkan program insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) yang masih berlaku sampai sekarang,” ujar Aditya.

Target marketing sales yang sama dengan tahun lalu ini bukan tanpa alasan. Menurutnya, target itu ditetapkan di tengah tekanan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang meningkat dan belum adanya proyek perseroan yang akan berkontribusi.

Tingginya rasio pinjaman terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) telah mempersempit ruang gerak perbankan dalam menyalurkan kredit properti. Ini berdampak langsung terhadap daya beli konsumen. Selain itu, proyek baru perseroan belum ada yang dapat langsung menghasilkan penjualan pada tahun berjalan 2025. (*) Ranu Arasyki Lubis

belanja modalciputra groupCTRAinflasiSuku Bunga
Comments (0)
Add Comment