Menuju Dekarbonsasi, Lulusan Universitas Pertamina Dituntut Punya Sustainability Skills

Jakarta– Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu tantangan utama saat Indonesia tengah meniti prosestransisi energi dan program dekarbonisasi.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam rapat perdana Advisory Board Universitas Pertamina, yang digelar baru-baru ini.

Nicke yang sekaligus Ketua Advisory Board Universitas Pertamina (UPER) ini menjelaskan yaitu kemampuan SDM green skills sangat diperlukan meski di satu sisi faktor pendanaan dan teknologi turut menjadi tantangan dekarbonisasi .

“Teknologi bisa bekerja sama dengan pihak lain. Bila ada sumber daya dan pasar, maka pendanaan bisa diperoleh. Namun SDM tidak tergantikan, harus SDM Indonesia yang kita kembangkan. Di sinilah Universitas Pertamina harus berperan,” ujar Nicke.

Ia menyebut, jika merujuk laporan LinkedIn Global Skills 2023, katanya, kebutuhan global terhadap green skills mencapai 40%. Namun hanya 13% angkatan kerja dunia yang memiliki green skills yang dicari.

Adapun, pada 2023 terdapat kenaikan jumlah tenaga kerja bidang sustainability sebesar 12%. Ternyata kenaikan itu belum mampu memenuhi kebutuhan pekerjaan bidang sustainability yang saban tahun meningkat sebesar 22,7%.

Rektor Universitas PertaminaWawan Gunawanmenjelaskan, selain menjamin kualitas pendidikan inklusif dan merata, Universitas Pertamina mengupayakan pendidikan berkualitas.

Caranya, dengan mengembangkan kurikulum yang berbasis pada learning outcome dan sejumlah program yang dapat meningkatkan kapasitas lulusan untuk menjawab isu keberlanjutan.

“Melalui penerapan kurikulum pembangunan berkelanjutan, mahasiswa turut dilibatkan dalam kolaborasi riset bersama industri dan pengabdian masyarakat. Mereka juga disiapkan untuk jadi lulusan yang kompetitif melalui program Lulusan Merah Putih. Program itu menyiapkan mahasiswa memanfaatkan kesempatan berkarir di Pertamina grup melalui pelatihan dan mentoring oleh pelaku industri,” kata Wawan.

Di satu sisi Guru Besar Universitas ITB Djoko Santoso mengungkapkan bahwa pendidikan bidang energi akan tetap relevan ke depan, meski dunia menuju ke arah energi berkelanjutan. Maka dari itu, Universitas Pertamina diharapkan dapat memiliki andil besar dalam meningkatkan kualitas SDM yang memiliki green skills.

“Perkembangan ekonomi akan berdampak pada penggunaan energi yang lebih besar. Akibatnya emisi per kapita juga meningkat. Universitas Pertamina berperan untuk mendidik SDM yang mampu mendukung transisi energi dan dekarbonisasi. Sehingga kita bersama menuju net zero emission,” kata Djoko.

Adapun, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menerangkan, kompetensi sustainability skills berperan dalam mendukung pencapaian visi NZE Pemerintah Indonesia 2050.

Menurutnya, sejalan dengan fokus di bidang Sustainability ini, Universitas Pertamina mendorong penguasaan praktik keberlanjutan dari para mahasiswa. Sehingga nantinya dapat berkontribusi dalam mencapai NZE.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060.

Pertaminaterus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

Saat ini kampus besutan PT Pertamina (Persero) tengah membuka peluang untuk berkuliah di Universitas Pertamina. Universitas Pertamina membuka jalur masuk melalui beberapa kategori seperti jalur tes tertulis, jalur tes nilai rapor serta seleksi berdasarkan nilai SNBT. Untuk informasi selengkapnya dapat mengakses melalui laman https://pmb.universitaspertamina.ac.id/. (*) RAL

dekarbonisasiNicke Widyawatiperdagangan karbonPertaminauniversitas pertamina
Comments (0)
Add Comment