Jakarta–Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memproyeksi sektor keuangan digital akan bertumbuh sangat cepat seiring bertambahnya berbagai platform digital.
Mengutip data Bank Indonesia, kata dia, nilai transaksi uang elektronik sepanjang 2022 melesat hingga Rp404 triliun, atau tumbuh sebesar 32,27% secara year on year (yoy). Sementara nilai transaksi digital banking diproyeksikan bertumbuh sebesar 30,19 % yoy hingga Rp53.144 triliun.
“Selanjutnya berdasarkan laporan OJK diketahui bahwa jumlah penyaluran pinjaman online atau finansial teknologi peer to peer (fintek P2P) lending sebesar Rp19,49 triliun atau naik 36,67% dibandingkan September 2021,” katanya pada acara 4th Indonesia Fintech Summit – Moving Forward Together Day 2, Jumat (11/11/2022).
Bertambahnya transaksi keuangan digital tersebut ditopang oleh meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan kemudahan sistem pembayaran digital, dan akselerasi digital banking.
Selain itu, kata dia, keberadaan berbagai platform keuangan digital seperti pinjaman online atau fintek P2P lending akan mendorong percepatan pertumbuhan dan pemulihan ekonomi.
“Layanan keuangan digital harus semakin inklusif dan mampu menjangkau lapisan masyarakat, dalam hal ini industri fintek dapat berperan sebagai enabler dalam mendigitalisasi pelaku usaha, khususnya UMKM,” papar Airlangga.
Airlangga meyakini, pesatnya perkembangan industri fintek akan mendorong perbaikan indeks literasi dan inklusi keuangan nasional, terutama di masa pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Dia menyebut, hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan 2022 menunjukkan bahwa indeks literasi dan inklusi keuangan telah mengalami perbaikan dengan skor literasi keuangan mencapai 49,68%, meningkat dibandingkan 2019 yang sebesar 38,03%. Sementara inklusi keuangan telah meningkat mencapai 85,1%.
“Industri fintek juga diharapkan mampu mendukung inklusi keuangan Indonesia sebesar 90%, dengan berbagai layanan seperti pinjaman online, sistem pembayaran, serta inovasi keuangan digital,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Airlangga menyebut, ekonomi nasional cukup resilience dan mampu tumbuh di atas 5% dalam empat kuartal terakhir di tengah perkembangan gejolak ekonomi global.
Pada kuartal III/2022, pertumbuhan ekonomi nasional mampu berada di atas ekspektasi, yakni sebesar 5,72% yoy dengan tingkat inflasi yang terkendali sebesar 5,71% yoy pada Oktober 2022 di tengah lonjakan inflasi di berbagai negara.
Sementara, seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian nasional, kinerja sektor jasa keuangan juga tumbuh konsisten dan stabilitas tetap terjaga. BPS menyatakan bahwa dalam triwulan III/2022, pertumbuhan sektor ini mencapai 0,87% yoy.
Penulis: Ranu Arasyki