Kemenhub dan Blue Bird Diskusi Mobil Listrik di Atjeh Connection

THE ASIAN POST,  JAKARTA – Direktur Utama Blue Bird Noni Purnomo mengatakan, Blue Bird sejauh ini baru memiliki 25 unit mobil listrik  dengan tipe BYD e6 A/T dan 4 unit mobil listrik dengan tipe Tesla X 75D A/T.

Karena itu, pihaknya masih memprioritaskan ketersediaan mobil listrik untuk di Bandara Soekarno Hatta.

“Kami berharap ada insentif yang diberikan, karena kan harus impor. Harganya sangat mahal. Type BYD e6 A/T yang kita miliki ini harganya Rp600 juta sedangkan Tesla 75D A/T harganya Rp 2,5 miliar per unit,” katanya saat berbincang dengan jajaran Kementerian Perhubungan pada acara Ngopi Bareng di The Atjeh Connection Resto & Coffee SCBD di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (8/9).

Acara tersebut dirangkai bersama diskusi dengan mengangkat tema ‘Ngobrol Bersama Wartawan: Update Issue Strategis’. Diantara masalah yang dibahas adalah topik monil listrim yang sedang hangat diperbincangkan.

Seperti diketahui, Pemerintah telah mencanangkan pengembangan mobil listrik menyusul dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor untuk Transportasi Jalan pada 8 Agustus 2019.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berkesempatan menjajal taksi listrik milik Blue Bird dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) ke kawasan Senayan, Jakarta Selatan.

Layanan taksi listrik ini merupakan bukti konsistensi Blue Bird dan Angkasa Pura II dalam turut serta mendukung pemerintah mengembangkan kendaraan bermotor berbasis listrik di Indonesia.

Menumpangi taksi listrik keluaran BYD e6 A/T, Budi Karya ikut didampingi oleh Direktur Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Ahmad Yani dan Direktur Utama PT Blue Bird Noni Purnomo serta pejabat lainnya.

Kementerian Perhubungan merencanakan untuk melakukan pengadaan mobil listrik sebanyak 100 unit untuk pejabat eselon I dan II yang berdinas di Kementerian Perhubungan serta bertekad untuk menggunakan kendaraan listrik di setiap operasionalnya.

Ahmad Yani mengatakan, selain mendukung program pemerintah, Kemenhub juga ingin menjadi pionir dalam hal pemakaian mobil listrik.

“Saat ini sedang dihitung biayanya, berapa kira-kira yang dibutuhkan,” kata Direktur Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Ahmad Yani.

Di sisi lain, Kemenhub dikatakan Ahmad Yani juga sedang melakukan kajian perihal insentif nonfiskal untuk dipersiapkan agar pelaku usaha maupun konsumen mobil listrik lebih memilih kendaraan listrik untuk meminimalisasi emisi zat buang (CO2).

“Rencananya tahun 2020 mendatang, kita sudah mendiskusikan hal ini dengan Blue Bird terkait harga dan mekanisme sewanya seperti apa karena harga mobil listrik mahal sekali,” jelasnya. []

Business
Comments (0)
Add Comment