Jakarta – Sejak melantai di bursa pada 6 Agustus 2021, PT Bukalapak.com (BUKA) masih mengantongi dana hasil penawaran umum sebesar Rp9,33 triliun per Desember 2024. Lalu, bagaimana BUKA mengelola dana tersebut dan strategi ekspansi seperti apa yang dilakukan?
Menurut Victor Lesmana, Direktur Bukalapak, dana hasil IPO dilakukan untuk pengembangan bisnis baik itu organik maupun un-organik. Baik itu produk development atau melakukan akuisisi.
“Adapun dana yang ada kami tempatkan di instrumen-instrumen yang secure, apakah itu deposito di bank yang berkinerja solid, obligasi pemerintah, serta pasar uang,” ujarnya menjawab pertanyaan Infobanknews.com, Rabu, 29 Juli 2025.
Untuk akuisisi, BUKA terus membuka mata untuk melihat opportunity yang ada. Baik yang ada di empat pilar bisnis seperti gaming, ritel, investasi, dan mitra bukalapak, maupun pilar lain yang sejalan dengan Bukalapak.
“Kami terus looking for the right opportunity, right price, punya business model yang bagus, fundamental yang kuat, dan manajemennya solid,” jelas Victor.
Pada awal tahun 2025, BUKA menutup bisnis e-commerce sebagai upaya untuk mencapai EBITDA positif dan memastikan keberlanjutan bisnis yang sehat dan menguntungkan.
Per Juni 2025, BUKA membukukan kenaikan revenue 12 persen dan adjustment EBITDA juga meningkat 30 persen, dimana terjadi perbaikan dari minus Rp20 miliar pada kuartal satu menjadi minus Rp14 miliar di kuartal kedua 2025. KM