Makan Kecoa Menjadi Solusi Untuk Selamatkan Bumi

THE ASIAN POST, JAKARTA – Kecoa adalah serangga yang menjijikkan sekaligus menakutkan bagi kebanyakan orang. Namun demikian, kecoa ternyata dapat menjadi hidangan alternatif untuk menyelamatkan bumi.

Mengonsumsi berbagai jenis serangga disebut dapat melindungi ozon. Di samping itu, serangga tidak membutuhkan banyak air, dan dapat hidup di limbah organik, serta ruangan yang kecil dan vertikal. Maka dari itu, membiakkan kecoa dianggap lebih menguntungkan dari segi lahan. Pasalnya, seperempat tanah di dunia digunakan untuk menggembala ternak. Sepertiga bagian bumi digunakan untuk menanam tanaman yang dimakan ternak.

Keuntungan lainnya adalah serangga membutuhkan makanan lebih sedikit dibandingkan hewan ternak. Contohnya, jangkrik, yang hanya membutuhkan pakan 12 kali lebih sedikit daripada sapi dan empat kali lebih sedikit dibanding domba.

Serangga juga punya siklus hidup yang cepat. “Dibutuhkan waktu enam minggu untuk memberi makan hewan hingga siap dipasarkan. Namun, dalam periode yang sama, Anda [dapat] memiliki beberapa generasi serangga,” ujar entomolog Jeff Tomberlin, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (31/10).

Dari segi kandungan gizi, kecoa dapat memberikan nutrisi yang lebih baik. Kecoa memiliki empat kali zat besi, tiga kali protein, serta vitamin dan mineral yang lebih baik jika dibandingkan dengan roti, smoothies, dan telur yang biasa dikonsumsi.

Pertanyaannya sekarang adalah maukah anda memakan makanan yang selama ini dianggap menjijikkan tersebut?

Fakta mengungkapkan bahwa makanan yang kita makan sehari – hari tidak lepas dari bagian-bagian anggota tubuh hewan yang kita anggap menjijikkan selama ini. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengizinkan lebih dari 30 bagian tubuh serangga dan beberapa rambut tikus di setiap cokelat. Hampir dua belatung juga terdapat dalam kaleng saus tomat seberat 16 ons.

FDA berkata bahwa menyingkirkan bagian-bagian tubuh hewan tersebut dari produk makanan konsumsi adalah kemustahilan.

Data Global Market Insights menyatakan bahwa pasar serangga yang dapat dimakan di AS mencapai US$55 juta pada 2017 dan diperkirakan dapat tumbuh hampir US$80 juta pada 2024.

Laporan FAO menunjukkan beberapa serangga yang paling sering dikonsumsi di dunia. Mereka di antaranya semut, kumbang, lebah, ulat bulu, jangkrik, capung, lalat, belalang, serangga daun, serangga skala, rayap, dan tawon.

Permintaan yang meningkat terkait protein berkualitas tinggi dan gerakan keberlanjutan untuk makanan olahan menjadikan permintaan akan serangga meningkat pula. (Steven)

kecoaselamatkan bumi
Comments (0)
Add Comment