LPEI Kucurkan Pembiayaan Rp524 Miliar Dorong Ekspansi Industri Farmasi ke Pasar Global

Jakarta– Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI/Indonesia Eximbank) mendorong industri farmasi Indonesia agar dapat bersaing di pasar global. Salah satunya, melalui Penugasan Khusus Ekspor (PKE) Farmasi dan Alat Kesehatan (Alkes).

Sepanjang 2024 dan hingga Januari 2025, LPEI telah menyalurkan pembiayaan hingga limit Rp524 miliar kepada para pelaku ekspor farmasi. Pembiayaan ini untuk memperkuat industri strategis dan meningkatkan daya saing produk-produk farmasi Indonesia di pasar internasional.

Plt.Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi mengatakan, melalui PKE Farmasi, LPEI mendukung ekspor industri farmasi seperti vaksin, obat-obatan, dan peralatan medis seperti jarum suntik.

“Program PKE Farmasi dan Alkes merupakan wujud nyata kehadiran negara untuk meningkatkan daya saing industri lokal agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Sehingga ekspor Indonesia dapat meningkat. Dengan demikian, PKE Industri Farmasi dan Alkes menjadi langkah konkret dalam meningkatkan kemandirian industri farmasi Indonesia,” kata Maqin, dikutip Selasa (26/3).

Sepanjang 2024, LPEI telah menyalurkan fasilitas PKE Farmasi dan Alkes ke beberapa perusahaan. Seperti fasilitas kredit modal kerja ekspor kepada BUMN Farmasi untuk memproduksi vaksin dan melakukan ekspor ke lebih dari 160 negara.

Selain itu, LPEI juga telah memberikan fasilitas PKE Farmasi kepada salah satu perusahaan farmasi Indonesia pada akhir Desember 2024. Tujuannya, untuk mendorong ekspansi pasar ekspor di Asia, Afrika, Amerika Utara, dan Australia dalam bentuk ekspor obat-obatan.

Di awal 2025, LPEI kembali menyalurkan fasilitas kredit modal kerja ekspor dan kredit investasi ekspor kepada produsen jarum suntik. Produsen menggunakan dana ini untuk pembangunan fasilitas produksi, penguatan modal kerja, dan pendukung operasional di Cikarang.

Pabrik itu akan menjadi sentra produksi ekspor produk jarum suntik untuk ekspor ke lebih dari 30 negara. Negara tujuan ekspor tersebut berada di Asia, Timur Tengah, Afrika, Eropa, hingga Amerika Serikat.

Data Kementerian Perindustrian menunjukkan potensi besar industri farmasi Indonesia. Nilai ekspor industri farmasi dan obat bahan alam Indonesia mencapai US$639,42 juta, atau sekitar Rp9,9 triliun di periode Januari hingga September 2024.

Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dan peluang besar untuk ekspansi pasar internasional. PKE Farmasi dan Alkes dirancang untuk memanfaatkan potensi ini dan mendorong pertumbuhan lebih lanjut.

“Program PKE merupakan program pemerintah bersama LPEI dalam mendorong ekspor nasional dan merupakan bentuk diplomasi ekonomi Indonesia ke mancanegara. LPEI berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan industri farmasi di Indonesia agar dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutup Maqin. (*)

Indonesia Eximbankindustri farmasiLPEI
Comments (0)
Add Comment