LG Dikabarkan Hengkang dari Proyek Baterai Kendaraan Listrik? Ini Respons Bahlil

Jakarta—  Beredarnya kabar miring yang menyebut bahwa LG Energy Solutions (LGES) memutuskan hengkang dari proyek kendaraan listrik, dibantah langsung oleh pemerintah.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, sampai saat ini proses investasi proyek hilirisasi yang dilakukan LG masih terus berjalan.

Namun, ada beberapa perubahan terhadap anggota konsorsiumnya. Oleh sebab itu, katanya, adanya berita yang menyebut bahwa LG mengundurkan diri dari proyek hilirisasi merupakan kabar tidak benar.

“Proses tentang LG tidak ada perubahan sedikit pun. Tetap jalan. Yang ada perubahan itu anggota konsorsiumnya. Kalau anggota konsorsium kan urusan internal. Nah, memang mereka melaporkan ada perubahan di konsorsium yang tadinya mungkin empat menjadi lima. Itu kan terintegrasi, dari mining, smelter, prekusor, ketot, battery cell. Jadi ada lima joint venture, mungkin di-switch. Jadi itu aksi korporasi biasa,” tegasnya.

Bahlil menyebut, perihal kabar negatif terkait mundurnya LG juga sudah ditampik oleh Direktur Mind ID saat dirinya bertanya langsung dalam rapat kerja dengan anggota Komisi DPR. Terlebih, dia juga mengakui telah bertolak ke Korea Selatan untuk membicarakan pengembangan proyek baterai kendaraan listrik. Maka dari itu, katanya, proyek tersebut masih tetap berjalan dan kabar mundurnya LG hanya salah persepsi di masyarakat. 

“Ini orang [LG] sudah investasi, gimana LG batal? 10 GW nya sudah di bangun di Karawang Coba wartawan pergi ke sana. Masa konstruksinya selesai itu tahun 2023, bagaimana mungkin batal? Coba bayangkan. Itu investasi sudah dikucurkan US$1 billion lebih. Yang masuk akal saja lah,” jelasnya.

Adanya perubahan atas anggota konsorsium menurut Bahlil adalah hal yang wajar, bukan berarti proyek baterai kendaraan listrik dengan investasi yang telah dikucurkan LG di Indonesia menjadi batal. Namun, sampai berita ini diturunkan Bahlil menolak untuk menyebut siapa saja anggota konsorsium yang menyatakan mengundurkan diri atas proyek ini.

“Di dalam etika korporasi itu kan ada hal yang harus saya sampaikan dan ada yang enggak boleh. Yang terpenting LG jalan. Saya tidak bisa menjelaskan siapa yang keluar dan siapa yang masuk. Bagi pemerintah Indonesia adalah ini kerja sama Korea dan Indonesia dan siapa yang di dalam anggota konsorsium. Pemerintah Indonesia tidak akan terlalu banyak mencawe-cawe di dalam selama tidak merugikan pemerintahan kita dan sesuai UU. Tapi sudah kita katakan kepada mereka untuk jalan cepat,” ungkapnya. (*)

Writer: Ranu Arasyki

Comments (0)
Add Comment