Layanan Streaming Ternyata Bikin Kita Pusing

Layanan menonton streaming sekarang sedang populer-populernya. Mayoritas masyarakat dunia merasa sangat terbantu dengan adanya berbagai layanan streaming di saat pandemi. Bioskop-bioskop yang tutup karena kebijakan pembatasan sosial seolah bukan menjadi rintangan bagi masyarakat karena adanya layanan streaming.

Namun demikian, menonton film melalui provider layanan streaming yang sekarang telah menjamur itu, dapat membuat kita pusing sendiri dikarenakan terlalu banyak pilihan konten film dari berbagai penyedia layanan streaming.

“Saya tidak tau berapa banyak penyedia layanan streaming akan bertahan ke depannya. Pada akhirnya, orang-orang akan merasa lelah dengan berbagai layanan streaming, dan mencoba untuk mencari sesuatu yang beda serta unik,” ucap Phil Hopkins selaku CEO Fandor, salah satu penyedia layanan streaming yang fokus pada film klasik, indie, dan dokumenter, seperti dikutip bbc.com, Kamis (27/1/22).

“Masalah terbesarnya adalah terlalu banyak kesamaan di hampir semua layanan streaming. Setiap dari mereka tidak berupaya untuk menjadi beda dan unik,” tambah Phil.

Paul Erickson, analis senior di lembaga riset market, Parks Associates, menerangkan bahwa pertumbuhan pengguna layanan streaming yang dipicu oleh pandemi akan tetap terjadi sekalipun pembatasan sosial dikurangi keketatannya. Akan tetapi, ia memperingatkan bahwa pertumbuhan itu sudah mulai melambat saat ini.

“Banyak konsumer yang mengalami “subscription overload” saat ini. Dan lebih berhati-hati untuk mengeluarkan biaya,” ucapnya.

Sebagai informasi, sejumlah data menunjukkan bahwa 46% rumah-rumah di Amerika Serikat berlangganan empat atau lebih layanan streaming. Sementara di Inggris, 65% populasi rumah berlangganan dua atau lebih penyedia layanan streaming.

 

layanan streamingstreaming
Comments (0)
Add Comment