Denpasar – PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali terus menunjukkan kinerja positif di tengah dinamika perekonomian nasional. Hingga akhir Juni 2025, BPD Bali mencatatkan pertumbuhan laba 17,67 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp642,28 miliar dari Rp545,85 miliar di Juni 2024.
Di sisi lain, selama semester I 2025, total aset Bank BPD Bali meningkat 8,85 persen menjadi Rp40,41 triliun dari Rp37,13 triliun di Juni 2024.
Pertumbuhan laba dan aset tersebut tak bisa dilepaskan dari kinerja intermediasi BPD Bali yang tetap apik selama semester I 2025.
Dana Pihak Ketiga (DPK) BPD Bali tercatat tumbuh 6,58 persen secara tahunan dari Rp31,66 triliun pada Juni 2024 menjadi Rp33,74 triliun pada Juni 2025. Sementara penyaluran kredit tumbuh lebih tinggi, yakni sebesar 9,73% yoy, dari Rp22 triliun menjadi Rp24,14 triliun.
“Kredit yang kami salurkan sebagian besar difokuskan untuk mendukung sektor produktif, khususnya UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Bali,” ujar Direktur Utama Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma, dikutip Selasa, 15 Juli 2025.
Untuk kredit UMKM sendiri, nilai penyaluran per Juni 2025 mencapai Rp12,17 triliun, naik 9,33 persen dibandingkan Juni 2024 yang sebesar Rp11,13 triliun, dengan share mencapai 50,42 persen dari total kredit. Selain itu, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga pertengahan tahun telah terealisasi Rp935,64 miliar dari target Rp1.906 miliar hingga Desember 2025.
Rasio Non Performing Loan (NPL) pun tetap terjaga baik di level 0,90 persen, menurun tipis dibandingkan Juni 2024 sebesar 1,32 persen. Rasio BOPO juga membaik ke level 61,38 persen dari sebelumnya 65,95 persen. Sedangkan Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) per Juni 2025 tercatat sebesar 71,55 persen, naik dari 69,50 persen di periode yang sama tahun lalu.
“Kami terus berkomitmen menjaga kualitas kredit agar tetap sehat dan efisien,” tambah Sudharma.
Sementara itu, Fee Based Income atau pendapatan non-bunga tercatat tumbuh 12 persen secara tahunan dari Rp62,42 miliar menjadi Rp69,91 miliar. Sedangkan pendapatan bunga kredit naik 7,37 persen menjadi Rp1,32 triliun.
Sudharma lebih lanjut menegaskan bahwa capaian tersebut menunjukkan kepercayaan nasabah dan masyarakat Bali yang terus meningkat terhadap layanan Bank BPD Bali.
“Pertumbuhan aset ini menjadi bukti bahwa Bank BPD Bali tetap menjadi pilihan utama masyarakat Bali untuk menyimpan dan mengembangkan dananya,” ungkapnya.
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengelolaan keuangan pribadi dan memastikan akses serta penggunaan produk dan layanan keuangan secara luas, Bank BPD Bali juga mendukung kegiatan literasi dan inklusi keuangan yang berkolaborasi dengan program TPAKD (Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah) berupa Literasi Keuangan dalam bentuk kegiatan Bank Goes To School (BGTS) dalam program Kejar (satu rekening satu pelajar) sebanyak 393 Sekolah dengan pembukaan sebanyak 3.836 rekening.
Selain itu, dalam bentuk perluasan Inklusi Keuangan, Bank BPD Bali berfokus terhadap petani yakni dengan produk Kredit Alat dan Mesin Pertanian (ALSINTAN).
“Bank BPD Bali akan terus berbenah dan berinovasi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat Bali. Ke depan, kami berharap kinerja positif ini dapat berkontribusi nyata pada perekonomian Bali yang berkelanjutan,” tutur Sudharma.
Tak lupa, Sudharma turut menghimbau masyarakat agar waspada terhadap informasi yang beredar melalui akun-akun media sosial ataupun sumber informasi lainnya, agar tak mudah percaya pada informasi yang didapatkan dari sumber yang tidak jelas.
“Tetap menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan dari orang lain atau pihak yang mengatasnamakan Bank BPD Bali seperti nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, OTP, dan lainnya. Memastikan informasi resmi yang didapat berasal dari Call Center Bank BPD Bali Call 1500 844,” tutupnya. SW