Kisah CEO Berseragam, dari Jonan Diusir Protokol Sampai Diding yang Dikira Supir Bus, Bagaimana dengan Rivan?

Forum CEO Sharing yang diselenggarakan Infobank Media Group dan iSentia di Sangri-La Hotel pada 12 April 2023 berlangsung meriah.

Ada 190 peserta yang memenuhi ballroom untuk mendengarkan sharing dari Rivan A. Purwantono, CEO Jasa Raharja dan Henock Munandar, CEO BTPN.

Sebelumnya, The Asian Post yang merupakan anggota Infobank Group menginformasi kepada kedua speaker untuk menggunakan dresscode casual jas.

Namun, Rivan menolaknya karena sudah terbiasa mengenakan uniform perusahaan dan siang itu dia tiba tergesa-gesa pulang dari kegiatan dinas di Semarang dan langsung menuju acara sehingga tidak ada waktu untuk berganti dresscode.

Maka, dari 200 direksi dan eksekutif dari lembaga keuangan dan BUMN yang memenuhi ballroom Sangri-La, Rivan satu-satunya orang yang mengenakan seragam perusahaan. “Baru setengah dua saya mendarat dari Semarang. Dan saya setiap hari memang pake seragam, ke kantor maupun dinas ke luar. Justru dengan berseragam, kami sangat optimis untuk mensukseskan transformasi di Jasa Raharja,” ujarnya.

Rivan lalu mencontohkan Ignasius Jonan, pemimpin bisnis yang dikenang selalu memakai seragamnya dan sangat berhasil memimpin transformasi Kereta Api Indonesia (KAI).

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia periode 2009-2014, Ignasius Jonan

“Pak Jonan salah satu contoh yang berhasil melakukan transformasi dengan berseragam,” imbuh Rivan yang pernah empat bulan menjadi Direktur Keuangan KAI sebelum ditunjuk untuk memimpin krisis Bank Bukopin pada 2020-2021.

Tentu, di balik kisah sukses sejumlah CEO yang selalu memakai uniform perusahaannya, ada pengalaman-pengalaman unik yang dialami. Misalnya, Jonan yang memimpin KAI pada 2009 hingga 2014, beberapa kali diusir protokol acara VVIP atau VIP.

“Saya selalu memakai seragam, setiap hari kerja, termasuk perjalanan dinas. Meskipun beberapa kali saya diusir oleh protokol di acara formal VVIP, mereka tidak yakin bahwa saya ini direktur utama KAI,” ujar Jonan kepada The Asian Post pada suatu ketika.

(Kanan) Diding S. Anwar Direktur Utama Jasaraharja periode 2008-2012

Hal serupa juga dialami Diding S. Anwar, yang memimpin Jasa Raharja pada 2008-2012, yang juga biasa mengenakan uniform perusahaannya.

Karena selalu berseragam perusahaan, Diding dikira seorang supir bus, bahkan oleh reporter televisi. Ceritanya, menjelang puncak arus mudik Lebaran, Diding terbiasa blusukan ke terminal bus maupun pelabuhan kapal Fery, untuk memantau kesiapan armada-armada yang mengangkut masyarakat. Ada sebuah kejadian ketika seorang reporter televisi membuat janji wawancara dan Diding menginformasikan bisa bertemu salah satu terminal.

“Reporter tersebut bingung mencari saya, padahal saya sudah menunggu. Dia tidak yakin dengan saya, dikira supir bus Mayasari,” kenang Diding.

Baik Rivan, Jonan, Diding, maupun CEO-CEO lain yang selalu mengenakan seragam perusahaan pasti ingin mengajak jajarannya untuk memiliki kebanggaan kepada institusinya.

“Uniform adalah ekspresi kebanggaan kepada perusahaan. Maka waktu memimpin KAI saya selalu mengenakan seragam, begitu juga direksi lain dan jajaran KAI. Saya katakan bahwa memimpin itu bukan soal pangkat atau hak istimewa, tapi tanggung jawab dan hasil,” pesan Jonan kepada The Asian Post. (KM)

Diding S. AnwarIgnasius Jonanjasa raharjaRivan Achmad Purwantono
Comments (0)
Add Comment