THE ASIAN POST, JAKARTA ― Kementerian Perindustrian menargetkan 18 kawasan industri di luar Jawa dapat beroperasi pada tahun 2019. Potensi investasi dari 18 kawasan industri tersebut mencapai Rp250 triliun dan menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 900 ribu orang.
“Investasi hingga Rp250 triliun itu juga mencakup pembangunan infrastruktur pendukung, seperti pembangkit listrik, water treatment, instalasi pengolahan air limbah (IPAL), lahan, dan jalan. Kami targetkan 18 kawasan industri itu mulai beroperasi kuartal III-2019,” kata Direktur Perwilayahan Industri Direktorat Jenderal Ketahanan Perwilayahan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Ignatius Warsito di Jakarta, Senin (8/4).
Menurutnya, 18 kawasan industri luar Jawa itu, lanjut dia, berlokasi di Lhoukseumawe, Ladong, Medan, Tanjung Buton, Landak, Maloy, Tanah Kuning, dan Bitung. Selanjutnya di Kuala Tanjung, Kemingking, Tanjung Api-api, Gandus, Tanjung Jabung, Tanggamus, Batulicin, Jorong, Buli, dan Teluk Bintuni.
Sampai November 2018, katanya, telah beroperasi 10 kawasan industri yang termasuk Proyek Strategis Nasional (PSN). Sepuluh kawasan industri itu, berlokasi di Morowali, Bantaeng, Konawe, Palu, Sei Mangkei, Dumai, Ketapang, Gresik, Kendal, dan Banten.
“Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN, terdapat 23 kawasan industri yang ditetapkan sebagai PSN,” kata Warsito.
Warsito menyampaikan, Kemenperin bertekad untuk terus mengakselerasi pembangunan kawasan industri di luar Jawa dengan tujuan dapat mendorong pemerataan infrastruktur dan ekonomi di seluruh Indonesia.
“Pengembangan kawasan industri di luar Jawa diarahkan pada sektor berbasis sumber daya alam dan pengolahan mineral,” ungkapnya.
Upaya strategis tersebut, lanjut Warsito, sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi industri, karena mampu meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa dari ekspor.
“Jadi, multiplier effect-nya luas. Selain itu, juga merupakan strategi dalam peta jalan Making Indonesia 4.0,” imbuhnya.