KB Bukopin Pasang Target Pertumbuhan 6% di 2023, Ini Kuncinya

Jakarta— Di tengah tren perlambatan portofolio kredit industri perbankan, PT Bank KB Bukopin (Persero) Tbk. (BBKP) tetap optimistis mampu mencapai target pertumbuhan kredit 5–6% hingga akhir tahun 2023, seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif serta inflasi yang terkendali.

Wakil Direktur Utama KB Bukopin Robby Mondong optimistis laju pertumbuhan kredit kedepan akan semakin baik.

“KB Bukopin yakin akan mencapai target pertumbuhan kredit, di angka 5 hingga 6 persen. Untuk itu kami berkomitmen mengelola likuiditas, menyalurkan kredit secara prudent, dan memperluas ekspansi usaha sehingga dapat mencapai target tersebut,” ujarnya (12/6/2023).

Dalam mendorong ekspansi bisnis, saat ini Bank KB Bukopin fokus menggarap bisnis korporasi, sejalan dengan pengembangan bisnis infrastruktur, ritel dan SME.

Salah satu bisnis korporasi yang tengah digarap yaitu Korean Link Bussiness.

Dengan dukungan besar dari KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham mayoritas KB Bukopin, membuka peluang bagi perseroan untuk menggarap nasabah perusahaan-perusahaan Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia yang memiliki kaitan bisnis dengan KB Kookmin Bank di Korea Selatan.

Saat ini ada lebih dari 2.000 perusahaan asal Korea Selatan di Indonesia sehingga peluang dan potensi untuk menjadi nasabah Korean Link Business masih terbuka luas.

Selain itu, dari segi koorporasi KB Bukopin cukup aktif dalam penyaluran kredit sindikasi, di mana perseroan mendapat ranking nomor 5 sebagai bank penyalur sindikasi terbesar di Indonesia hingga kuartal I tahun 2023, baik pada segmentasi State Owned Enterprise (SOE), perusahaan swasta atau Korean Link Bussiness.

Robby mengatakan, ke depannya bisnis UMKM dan retail akan menjadi fokus utama perseroan, karena market Indonesia untuk segmen kelas menengah individual masih sangat terbuka untuk dimaksimalkan.

Salah satunya melalui bisnis kredit pensiun dimana KB Bukopin telah bekerja sama dengan Taspen dan Asabri dengan portfolio kelolaan mencapai Rp12 triliun.

Selain itu, segmen UMKM juga masih sangat besar potensinya untuk digarap, seperti diketahui bahwa sektor UMKM menyumbangkan 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Di samping itu dalam segmen yang sama, KB Bukopin berkomitmen untuk memacu laju portofolio hijau yang bergerak pada sektor energi terbarukan, produk eko-efisien, serta transportasi ramah lingkungan yang masih menjadi penggerak utama pertumbuhan pembiayaan hijau.

Terlihat dari saat ini KB Bukopin ikut berpartisipasi dalam pembiayaan berkelanjutan atau pembiayaan berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG) seperti Electric Vehicle (EV), yang mana ini juga sejalan dengan program dan inisiatif dari Pemerintah terkait dengan pembiayaan hijau.

Saat ini KB Bukopin sudah bekerja sama dengan beberapa perusahaan untuk pengembangan kendaraan listrik dan bukan hanya untuk kendaraan pribadi tapi juga untuk kendaraan komersial termasuk membangun ekosistemnya seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU ).

Dalam upaya mendorong likuiditas, tahun lalu KB Bukopin mendapatkan pinjaman dari International Finance Corporation (IFC) yang merupakan anggota World Bank sebesar US$300 juta atau sekitar Rp4,41 Triliun yang digunakan untuk ekspansi kredit. KB Bukopin menjadi satu-satunya Bank Swasta di Indonesia yang mendapatkan pinjaman dari IFC.

Lebih lanjut, perseroan baru saja melakukan rights issue atau Penawaran Umum Terbatas (PUT) VII, sebesar Rp12 triliun yang akan digunakan untuk pengembangan bisnis dan menambah modal kepada anak perusahaan kita yaitu KB Bukopin Syariah dan KB Bukopin Finance, serta pengembangan digitalisasi yang akan selesai di akhir tahun. (*) RAL

*) Sumber: Bloomberg League Tables

Dirut KB BukopinKB BukopinKBFG dorong KB Bukopin
Comments (0)
Add Comment