Jelang Pencoblosan, Serbuan Hoaks Makin Gencar

THE ASIAN POST, JAKARTA ― Jumlah hoaks, kabar bohong, berita palsu dan ujaran kebencian terus meningkat menjelang hari pencoblosan 17 April 2019.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat, selama Maret 2019 berhasil mengidentifikasi 453 hoaks. Sehingga,  total berita palsu sejak Agustus 2018 menjadi 1.224

Dari 453 hoaks tersebut, sebanyak 130  hoaks merupakan politik. Sehingga total hoaks politik yang diidentifikasi dan diverifikasi oleh Kementerian Kominfo menjadi 311 hoaks.

“Hoaks politik antara lain berupa kabar bohong yang menyerang pasangan calon presiden dan wakil presiden, partai politik peserta pemilu maupun penyelenggara pemilu,” kata Ferdinandus Setu, Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Senin (1/4).

Menurut Ferdinandus, jumlah konten hoaks yang beredar di tengah masyarakat cenderung meningkat dari bulan ke bulan.

Ia menyebut, di bulan Agustus 2018, hanya 25 informasi hoaks yang diidentifikasi oleh Tim AIS Subdit Pengendalian Konten Ditjen Aplikasi Informatika.

Tetapi, di bulan September 2018, naik menjadi 27 hoaks, sementara pada Oktober dan November 2018 masing-masing di angka 53 dan 63 hoaks.

“Di bulan Desember 2018, jumlah info hoaks terus naik di angka 75 konten,” katanya.
Peningkatan jumlah konten hoaks sangat signifikan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2019.

Sebanyak 175 konten hoaks yang berhasil diverifikasi oleh Tim AIS Kementerian Kominfo.

Angka itu naik dua kali lipat di Februari 2019 menjadi 353 konten hoaks. Angka tersebut menjadi 453 konten hoaks selama Maret 2019.

Dari jumlah 453 hoaks yang diidentifikasi selama Maret 2019 tersebut, menurutnya, selain terkait isu politik, juga menyasar isu kesehatan, pemerintahan, hoaks berisikan fitnah terhadap individu tertentu, terkait kejahatan, isu agama, internasional, mengarah ke penipuan dan perdagangan serta isu pendidikan. []

Comments (0)
Add Comment