Jakarta— PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BRIS menunjukkan kemampuannya dalam menorehkan prestasi gemilang di semester pertama tahun ini.
BSI mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,78 triliun di semester I/2023, atau naik 30,5% secara tahunan (year in year/yoy). Berkat keberhasilannya, BSI didapuk menjadi bank terbaik pada ajang 28th Infobank Award 2023 yang diselenggarakan Infobank Media Group di The Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat, (25/8/2023).
Penghargaan diserahkan langsung Chairman Infobank Media Group Eko B. Supriyanto kepada Direktur Utama BSI Hery Gunardi. Dalam ajang bergengsi itu, BSI berhak meraih The Best Financial Performance Trophy, The Best Financial Performance Bank In 2022 di kategori KBMI 3 aset di atas Rp200 triliun dan penghargaan Excellent Financial Performance Bank In 2022.
Capaian yang dicatatkan BSI berasal dari pertumbuhan kredit. Sepanjang semester I2023, BSI telah mengucurkan kredit Rp221,9 triliun, atau naik 16% dari tahun sebelumnya yakni Rp191,3 triliun.
Salah satu penyumbah terbesar berasal dari kredit konsumer sebesar Rp114,1 triliun, disusul kredit korporasi senilai Rp51,9 triliun. Semeentara Ireturn on equit/ROE) di periode yang sama sebesar 17%. Artinya, ada penurunan sekitar 0,6% dari tahun lalu.
Di segi pendapatan, BRIS mencatatkan kenaikan pendapatan sekitar 10,4% yoy atau senilai Rp10 triliun pada Juni 2023 dan kualitas aset kreditnya sendiri, NPF Gross di semester I/2023 berada di level 2,31%, atau lebih rendah dari periode Juni 2022 di level 2,78%.
Eko B. Supriyanto menjelaskan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi Infobank terhadap bankir-bankir perbankan nasional yang telah bekerja ekstra keras dengan dedikasi dan integritas tinggi serta bentuk dukungan kepada industri perbankan nasional agar terus menjaga kinerja terbaiknya.
“Kami mengucapkan selamat dan sukses ata bank-bank yang telah menunjukkan kinerja terbaiknya,” ujar Eko.
Eko berpesan kepada industri perbankan untuk tetap waspada dengan ekonomi global yang masih fluktuatif, baik akibat perang Rusia versus Ukraina yang belum diketahui kapan akan berakhir, maupun ancaman krisis pangan di belahan Eropa ketika badai inflasi belum juga mereda.
Apalagi, program restrukturisasi kredit industri perbankan nasional akan berakhir pada Maret 2024.
Kata dia, industri perbankan nasional berhasil mengukir kerja terbaiknya, antara lain dengan raihan laba besar. Meski begitu, perbankan nasional harus tetap waspada dengan memperkuat kuda-kuda untuk menghadapi perkembangan ekonomi yang tidak selalu kondusif.
“Sebagai industri padat modal (capital intensive), penguatan permodalan selalu dibutuhkan, baik untuk menahan guncangan di saat krisis maupun kebutuhan modal untuk meningkatkan basis usaha di masa booming,” saran Eko.
Sebelum pemberian penghargaan Infobank Award 2023, digelar acara Infobank Banking Mastery Forum 2023 dengan tema “Finding Your Bank’s Purpose: Penguatan dan Pengembangan Sektor Perbankan”, dengan narasumber Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dan Dewan Pakar Infobank Ignasius Jonan.
Biro Riset Infobank (birI) melakukan rating terhadap 106 bank umum di KBMI 1, 2, 3, dan 4 berdasarkan kinerja keuangan tahun 2021 dan 2022. Kriteria penilaian yang digunakan Biro Riset Infobank hampir sama dengan kriteria yang digunakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bahkan lebih berat.
Penilaian kesehatan bank versi regulator mengacu pada profil risiko, Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas, dan permodalan. Sedangkan, Biro Riset Infobank menambah beberapa kriteria, seperti efisiensi dan pertumbuhan.
“Tahun ini Biro Riset Infobank mengikutsertakan 106 bank umum untuk di-rating.Namun, setelah data terkumpul, hanya didapat 97 bank yang memenuhi syarat, baik dari kelengkapan data maupun skor minimal 51%,” ungkap Eko.
Rangkaian acara ini terselenggara berkat dukungan para sponsor antara lain,
Bank Kalteng, 6ESTATES, Alibaba Cloud, PaninBank, Bank Sulteng, BSI, Bank of China, Bank Mandiri, BPR Modern Express, BPR Universal, Bank BTN, Bank BJB Syariah, Bank Sulselbar, Rintis Sejahtera (ATM PRIMA), Bank Jatim, Bank Kalsel, Bank Sultra, Veda Praxis, Bank BJB, Bank DKI, Bank BPD DIY, dan Bank Nagari.
Kemudian, Bank Mestika, BCA, Bank UMKM Jatim, Bank BPD Bali, Bank Aceh, Bank Danamon, Bank Mandiri Taspen, Bank NTB Syariah, Bank Sumselbabel, Bank EKA, Bank Kalbar, Bank Sumut, BPR Delta Artha, Bank BTPN, BCA Syariah, Bank Jateng, Bank CIMB Niaga, Bank Lampung, Bank Bapas 69, MUFG, dan Bank Ganesha. (*) RAL