Jakarta – PT Pos Indonesia menyiapkan sejumlah strategi untuk mendukung kesuksesan Koperasi Desa/Keluarahan Merah Putih (KDKMP). Di tahap pertama, Pos Indonesia akan memperkuat dukungan logistik bagi KDKMP.
Hal itu diungkapkan Direktur Business Development dan Porfolio Management Pos Indonesia, Prasabri Presti, di ajang Indonesia Economic Summit 2025 “Sinergi Perbankan, BUMN, dan Swasta untuk Mendukung Asta Cita Koperasi Desa Merah Putih” yang digelar Infobank Media Group berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi RI di Hotel Shangri La Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2025.
Prasabri memaparkan, di tahap satu, ada empat layanan yang disediakan Pos Indonesia untuk mendukung logistik KDKMP. Pertama, konsultasi logistik, di mana perseroan akan memberikan layanan konsultasi pengelolaan logistic dan supply chain, terutama terkait kalkulasi biaya logistik.
Kedua, distribusi dan pergudangan. Pos Indonesia akan mensupport distribusi beras SPHP, sembako, hingga produk farmasi KDKMP. Ketiga, bantuan sosial dan operasi pasar. Pos Indonesia akan menjadikan KDKMP sebagai perpanjangan tangan dalam menyalurkan bansos dari pemerintah. Baik tunai maupun non tunai.
Artinya, 81 ribu KDKMP bisa menjadi titik untuk menyalurkan bansos. Begitu juga dengan operasi pasar yang biasa dilakukan di pasar-pasar. Nantinya, bisa dilakukan di lokasi-lokasi KDKMP.
“Ke depan operasi pasar bisa kita lakukan di 81 ribu titik lokasi KDKMP,” kata Prasabri.
Keempat, AgenPos, dimana KDKMP bisa melayani pengiriman barang komoditas hasil desa. Ini juga akan mengubah pola distribusi logistik sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.
Prasabri mengungkapkan, selama ini distribusi barang dari sejumlah perusahaan BUMN dilakukan sendiri-sendiri. Misalnya untuk distribusi beras, Bulog mempunyai armada sendiri. Begitu juga BUMN lain, seperti Pertamina, Pupuk Indonesia masing-masing menggunakan armada sendiri. Pola ini dinilai tidak efisien.
“Nantinya, barang-barang dikumpulkan duli di titik yang kami sebut multi supplier distribution center, yang akan dikelola Pos Indonesia. Kemudian barang-barang tersebut dikirim secara konsolidasi ke koperasi desa,” paparnya.
Sebaliknya, armada logistik itu juga bisa dimanfaatkan KDKMP untuk membawa barang-barang hasil mereka untuk dijual ke kota.
“Dari off taker kemudian dikurasi produk-produk koperasi itu lalu dikirim ke multi supplier distribution center, untuk kemudian masuk ke pasar,” lanjutnya.
Konsep ini diyakini akan menggerakan perekonomian desa. Barang dari kota akan masuk ke desa dengan lebih cepat dan murah. Sebaliknya, barang dari desa juga akan lebih cepat dijual di kota.
“Ini akan memotong rantai distribusi menjadi lebih simple dan tidak berjenjang, sehingga biaya logistik menjadi lebih murah,” pungkasnya. AA