Seorang pejabat pemerintah Indonesia juga kaget karena rencana pembukaan calling visa bagi Israel tidak pernah dibicarakan di Kementerian Luar Negeri.
Dia menyebut pembukaan calling visa bagi Israel ini sebagai bentuk serius komitmen disampaikan menteri senior Indonesia itu.
Ketika dimintai konfirmasi, menteri senior itu tidak menjawab pesan dan panggilan telepon. Seorang duta besar Indonesia ikut menemani pertemuan sang menteri dengan Trump juga bungkam.
Kali ini, menteri senior itu terbang ke Arab Saudi dan UEA. Trump dan Kushner mengklaim Riyadh sudah siap membina hubungan resmi dengan Israel tinggal masalah waktu.
Menurut seorang pengusaha Indonesia bertahun-tahun berbisnis dengan Arab Saudi, ada agenda lain dibicarakan selain investasi. “Saya dapat info dari seorang mantan pejabat keamanan di Saudi, mereka membicarakan soal normalisasi dengan Israel,” ujarnya kepada Albalad.co, Kamis (10/12) malam.
Dia menambahkan itu pesanan dari Amerika. Karena itulah duta besar sama kembali diajak dalam rombongan. Ini aneh, duta besar bertugas di negara lain ikut dalam rombongan ke Saudi dan UEA, padahal Indonesia juga sudah memiliki duta besar di sana, yakni Agus Maftuh Abegebriel di Saudi dan Husin Bagis di UEA.
Lagi-lagi ketika dihubungi Albalad.co, menteri senior dan duta besar itu menolak berkomentar.