Jakarta— Organisasi Penelitian KANOPI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) melaporkan bahwa hampir semua generasi muda yang tinggal di perdesaan di Bali tidak lagi memiliki minat untuk bertani.
Penilitian dilakukan dengan melibatkan 75 responden dari Desa Bengkel dan Desa Beraban, di Kabupaten Tabanan, Bali. Rentang waktu penilitian yakni 11 – 12 Januari 2024 dengan melakukan wawancara.
Menurut hasil penilitian yan dirilis KANOPI FEB UI, para petani yang berada di Bali mengeluhkan bahwa anak-anak mereka tidak tertarik melanjutkan usaha orang tuanya sebagai petani. Mereka justru memilih untuk menggeluti usaha di bidang lain.
“Salah satu contohnya adalah kasus Pak Sutrisno yang merupakan petani di Desa Beraban. Pak Sutrisno sendiri memiliki anak laki-laki yang telah berprofesi sebagai dokter hewan yang bekerja di luar Desa Beraban. Menurut Pak Sutrisno, kecil kemungkinan bahwa anaknya akan kembali ke desa untuk menjadi petani. Terlepas hal tersebut, Pak Sutrisno sendiri tetap memiliki keinginan agar usaha pertaniannya dapat dilanjutkan,” dikutip dari laporan KANOPI.
Hasil penelitian juga mendapatkan bahwa di satu sisi, para pekerja yang telah memasuki usia pensiun yang sebelumnya bekerja di bidang lain, memilih untuk bercocok tanam atau bertani di hari tuanya. Salah satu di antara responden tersebut ialah Nyoman. Ia sebelumnya berprofesi sebagai ASN di Dinas Sosial setempat. Ketika akan pensiun, Nyoman memutuskan untuk kembali ke desa menggarap lahan pertanian mertuanya.
“Harapannya, hasil penelitian KANOPI ini nanti dapat berguna kepada pembuat kebijakan untuk memformulasi strategi untuk meningkatkan partisipasi generasi muda dalam lingkup pertanian,” ujar tim KANOPI dalam laporannya.
Penelitian ini merupakan program tahunan menggunakan data primer di daerah-daerah luar Jabodetabek. Tahun ini, penelitian mengangkat tema “Generational Transition and Market Integration: A Study of Farm Succession and Market Access Among Balinese Farmers”.
Secara singkat, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang menjadi determinan dari terjadinya regenerasi petani.
Regenerasi petani sendiri merupakan sebuah proses transfer kegiatan usaha tani dari petani tua kepada generasi penerusnya atau petani muda.
Hal ini sangat relevan dalam konteks pulau Bali melihat rerata umur petani semakin menua. Ditambah tingginya persaingan dari sektor pariwisata.
Di Bali, Sistem pertanian dibagi berdasarkan beberapa subak yang tiap subaknya dikepalai oleh seorang Pekaseh. Pertemuan dibuka lewat perkenalan oleh Kepala Perbekel, serta diskusi mengenai kegagalan panen yang dihadapi Desa Beraban akhir-akhir ini oleh Pekaseh. Setelah itu, Kanopi mendiskusikan hal-hal terkait teknis wawancara. (*) Ranu Arasyki Lubis