Hari Ketiga Perluasan Gage, Kualitas Udara Jakarta Masih Buruk

THE ASIAN POST,  JAKARTA – Perluasan penerapan kawasan ganjil genap sudah berjalan tiga hari, tapi kualitas udara di Jakarta, Rabu (11/9) pagi ini masih buruk.

Menurut data realtime AirVisual yang dipantau asianpos.id, pukul 09.10 WIB, kondisi udara di Jakarta masih menjadi yang terburuk di dunia,  dengan indeks kualitas udara sebesar 166, dengan parameter polusi udara PM2,5 dan konsentrasi 84,3 mikrogram/m3, atau kategori tidak sehat.

Kondisi udara terburuk tercatat di sekitar Pejaten 186, kemudian disusul Gatot Subroto sebesar 173, Kedutaan Besar AS 163, GBK 158, Rawamangun 157, Mangga Dua 154, dan yang terendah kemayoran 136.

Dengan kondisi ini berarti setiap orang mungkin mulai mengalami beberapa efek kesehatan yang merugikan, dan kelompok sensitif bakal mengalami efek yang lebih serius.

Masyarakat disarankan menggunakan masker saat beraktivitas. Bahkan tidak disarankan untuk bersepeda.

“Setiap orang harus berhati-hati, gunakan masker. Penggunaan ventilasi tidak disarankan. Dan, penjernih udara harus dihidupkan,” begitu saran AirVisual.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengklaim perluasan kawasan ganjil-genap hari pertama, yang menjadi salah satu program utama perbaikan kualitas udara, telah berhasil menurunkan kadar polusi udara Jakarta.

“Semalam Airvisual telah merilis hasil pengukuran mereka, di mana Jakarta yang sebelumnya ada di peringkat satu atau dua kota terpolusi di dunia, semalam saya lihat di rilisnya sudah turun jadi peringkat ke 9,” ujar Syafrin di Jakarta, Selasa (10/9).

Ia berharap seluruh masyarakat ikut berpartisipasi dalam memperbaiki kualitas udara di Jakarta. Salah satu diantaranya, dengan beralih menggunakan transportasi umum. []

headline
Comments (0)
Add Comment