Habibie, Mr Crack, dan ‘Menerbangkan Islam’

THE ASIAN POST, “Sulit mengatakan dengan pasti, apakah benar kata Leon Edel yang menulis Writing Lives bahwa beberapa pengarang menulis tentang seseorang karena ia kagum dan ‘jatuh cinta’ kepada subjeknya. Namun, yang tidak dapat saya bantah bahwa tokoh yang saya tulis di sini adalah orang yang sudah bertahun-tahun saya kenal dan setiap hari bekerja dekat dengannya. Karena itu, sulit pula untuk memilah-milah unsur subjektivitas di antara keinginan memberikan objektivitas.” Andi Makmur Makka, dalam Mr. Crack Dari Parepare, Dari Ilmuwan ke Negarawan sampai Minandito

Sejak 1978, Andi Makmur Makka, biasa disapa Makka, mulai mengikuti Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie. Kala itu, ia menjadi karyawan Habibie di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Habibie juga menjabat sebagai menteri riset dan teknologi (menristek) saat itu.

Selama mengikuti Habibie, Makka merasa apa yang diucapkan, diorasikan, dan dipidatokan oleh suami dari Hasri Ainun Besari itu sangat inspiratif. Ia masih ingat bagaimana kesannya kepada Habibie dulu.

“Tahun 1978-1979, ketika menjabat sebagai menristek, dia bicara soal teknologi. Belum ada orang bicara teknologi (saat itu), saya tergugah,” ujar Makka dalam peluncuran buku Mr. Crack Dari Parepare, Dari Ilmuwan ke Negarawan sampai Minandito di Perpustakaan Habibie dan Ainun, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (13/2).

Karena itu, ia berkeinginan untuk mengumpulkan semua apa yang dikatakan oleh Habibie. Dalam mengumpulkan perkataan Presiden ke-3 Republik Indonesia itu, Makka melakukan seleksi. Makka hanya mengumpulkan perkataan atau pernyataan yang memiliki gagasan.

“Asal bukan pidato tertulis, itu inspiratif sekali,” katanya menjelaskan. Dalam sambutannya Makka mengatakan, Habibie ketika bicara memang tak pernah menggunakan teks. Habibie bicara langsung dan cara berbicaranya pun bertutur.

headline
Comments (0)
Add Comment