Gojek Luncurkan Logo Baru

THE ASIAN POST, JAKARTA — Penyedia aplikasi on-demand, Gojek  meluncurkan logo barunya yang diberi nama solve. Logo baru ini diluncurkan Gojek untuk mewadahi seluruh stakeholder yang menjadi mitra Gojek.

Chief Executive Officer (CEO) Gojek Nadiem Makarim mengatakan rebranding logo ini dilakukan karena Gojek sudah sangat berubah dari asal usulnya, dari semula hanya aplikasi ride-hailing menjadi aplikasi on-demand.

“Logo kami yang terbaru namanya solve, yang berarti untuk memecahkan masalah. Kami memilih simbol yang cukup universal karena Gojek itu universal,” kata Nadiem di Jakarta, Senin (22/7).

Nadiem menjelaskan logo baru Gojek tersebut menggambarkan satu tombol untuk semua. Lingkaran di logo baru tersebut, kata Nadiem, mewakili ekosistem Gojek yang memberikan manfaat untuk semua.

Seiring perubahan logo, Gojek juga menyatakan sejak Juni 2016 hingga Juni 2019, jumlah transaksi yang diproses Gojek melesat 1.100% atau 12 kali lipat.

Pertumbuhan signifikan ini ditopang oleh peningkatan permintaan konsumen akan layanan terintegrasi dari Gojek.

Presiden Gojek Group Andre Soelistyo mengatakan selain kenaikan jumlah transaksi, Gojek juga mencatat jumlah pemesanan (order) yang fantastis dalam setahun ke belakang di berbagai negara Asia Tenggara.

Pada 2018, Gojek gencar melakukan ekspansi ke negara-negara tetangga, seperti Thailand dengan Get!, Vietnam dengan Go-Viet, dan Singapura dengan Go-Car. Andre menjelaskan dalam waktu kurang dari satu tahun itu, aplikasi mereka telah mendapatkan 1 juta pemesanan (order).

“Kami mencapai 1 juta order di Indonesia setelah tujuh bulan. Tapi, di Vietnam kurang dari dua bulan sudah 1 juta order dengan market share sebesar 40 persen,” kata Andre.

Selain di Vietnam, kata Andre, pemesanan Gojek di Singapura selama kurang dari dua bulan juga mencapai 1 juta order. Begitu juga di Thailand yang meraih 1 juta order dalam waktu kurang dari tiga bulan.

Sementara untuk layanan pesan antar makanan Go-Food di Thailand dan Vietnam, Andre mangatakan Gojek telah menjadi pemain terbesar di dua negara tersebut. Namun, lanjut Andre, Gojek masih belum mengembangkan aplikasi Go-Food mereka di Singapura.

“Di Singapura karena tidak boleh ada motor, kami masih mengkaji solusi seperti apa untuk mengembangkan go-food di sana,” ujar Andre.

Sementara itu, untuk pendapatan dari Gojek sendiri, Andre masih belum mau menjelaskan secara rinci produk mereka yang paling banyak memberikan keuntungan.

“Ada beberapa produk kami yang lebih kompetitif, dan sudah ada yang break event point, tapi ada juga yang masih negatif. Dari portfolio macam-macamlah jenisnya,” kata Andre.

BusinessGo-JekLuncurkan Logo Baru
Comments (0)
Add Comment