Gerakan Masif Mendukung Ganjar di Kelompok Kelas Menengah

Jakarta – Ini fenomena menarik yang layak diketahui elite-elite parpol. Gerakan masyarakat mendukung Ganjar Pranowo (GP) untuk maju di Pilpres 2024 terjadi begitu masif. Mirip gerakan massa mendukung PDIP di Pemilu 1999, dan gerakan mendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2014 dan 2019.

Tak hanya ramai di media sosial (medsos), seperti di Facebook atau di WA Group. Di lapangan gerakan mereka juga sangat masif dan merata secara nasional.

Salah satu gerakan massa yang aktif memberikan dukung untuk pencalonan GP di Pilpres 2024 adalah Kawan Ganjar Bersatu Nasional (KGBN). Mereka bergerak sebagai sukarelawan di 22 provinsi dan 86 kabupaten.

“Kita memiliki pengurus 320 orang, itu belum termasuk di beberapa provinsi yang belum terdaftar. Kita juga ada 138 WA Group yang dikelola DPP,” ungkap Juliant Palar, Ketua Umum DPP KGBN, kepada The Asian Post, Selasa, 8 Februari 2022.

Juliant mengklaim, saat ini jumlah anggota KGBN sekitar 5 ribu orang. Nantinya, semua anggota akan teregistrasi secara online dan mendapatkan kartu digital.

Kenapa mereka memilih Ganjar meski banyak bakal capres lain yang muncul?

Rupanya, ini ada kaitannya dengan Pilpres 2019. Rata-rata, para sukarelawan KGBN ini adalah relawan yang turut turun ke lapangan mendukung pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019.

“Pak Ganjar adalah sosok yang tepat untuk melanjutkan tongkat estafet dari Pak Jokowi. Beliau adalah satu-satunya kepala daerah yang berani melawan intoleransi di depan publik,” ujar Juliant.

Yakin Ganjar bakal dapat tiket pencapresan, karena PDIP, tempat Ganjar bernaung, condong mencalonkan Puan Maharani?

“Sampai saat ini elektabilitas Pak Ganjar selalu berada di tiga besar. Saya yakin, parpol-parpol akan melihat ini. Sebab, mereka juga membutuhkan dukungan suara agar partainya besar,” tegasnya.

DUKUNGAN IBU-IBU ELITE

Fenomena menarik lainnya adalah munculnya dukungan sukarelawan kelompok kelas menengah dari kalangan ibu-ibu. Seperti terlihat dari pelantikan DPC KGBN Tangerang Selatan (Tangsel) yang berlangsung di kawasan BSD, Senin, 7 Februari, kemarin.

Hampir sebagian besar kepengurusan cabang di kawasan elite BSD itu didominasi oleh ibu-ibu. Di posisi Dewan Penasihat diduduki oleh Hj Asbeni Sabral dan Eny Farida. Ketua dijabat oleh Siti Maryanti Chasanah. Ketua Harian Julia Rosana, dan Sekretaris Anastasia Sylvia. Relatif, dari 20 posisi kepengurusan, hanya dua posisi yang dijabat oleh pengurus pria.

Mengapa ibu-ibu kelas menengah itu begitu antusias mendukung Ganjar?

“Karena saya melihat rekam jejak Pak Ganjar yang bersih. Beliau nasionalis sejati dan anti-radikalisme. Beberapa tindakan yang beliau lakukan atau anjurkan sangat jelas bahwa dia menentang radikalisme,” ujar Siti Maryanti Chasanah, Ketua DPC KGBN Tangsel yang biasa disapa Yayang itu, kepada The Asian Post, Selasa, 8 Februari 2022.

Yayang berharap, jika Ganjar terpilih sebagai Presiden RI di Pilpres 2024, dia bisa mempersatukan kembali bangsa ini yang sempat terpecah sejak Pilkada DKI 2012 dan Pilpres 2019 lalu.

“Kami sangat menyayangkan, ketika prosesi Pilpres 2019 telah usai, masih ada saja kelompok yang tidak terima dengan hasil Pilpres, dan melakukan upaya-upaya destruktif dengan alasan yang tidak masuk akal,” tutur Yayang yang optimistis Ganjar akan terpilih di Pilpres 2024.

TIGA BESAR
 
Berdasarkan catatan The Asian Post, Ganjar memang selalu berada di tiga besar nama tokoh yang diunggulkan di Pilpres 2024. Dua tokoh lainnya adalah Prabowo Subianto (PS) dan Anies Baswedan (AB).

Setidaknya, dari lima lembaga survey, tiga nama ini selalu naik di tiga podium teratas. Kelima lembaga survey tersebut adalah SMRC (Saeful Mudjani Research & Consulting), Charta Politica, Indikator Politik Indonesia, LSI (Lingkaran Survei Indonesia), dan Populi Center.

Ganjar menjadi bakal capres paling diunggulkan. Dari lima hasil survey, elektabilitasnya tertinggi di survey SMRC, Charta Politica, dan Populi Center. Pada dua survey lainnya, yakni Indikator dan LSI, Prabowo diunggulkan. Anies selalu berada di urutan ketiga.

Kandidat-kandidat capres yang lain, yang selama ini namanya mulai muncul, terpaut jauh di bawah, seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ridwan Kamil (RK), Puan Maharani (PM), Airlangga Hartarto (AH), Risma, dan Cak Imin.

Jika Ganjar, Prabowo, dan Anies masuk kelompok bakal capres dengan elektabilitas double digital, keenam bakal capres di atas masih masih single digit. Agak sulit mengejar dalam tempo 24 bulan ke depan. Bukan mustahil, meski perlu effort lebih. (*)

Penulis: Darto Wiryosukarto

Ganjar Pranowo
Comments (0)
Add Comment