Geger! Ratusan Perusahaan di AS Ajukan Pailit, Tak Kuat Bendung Suku Bunga Tinggi

Jakarta— Langkah The Federal Reserve (The Fed) yang berencana terus menaikkan suku bunga untuk membendung inflasi berdampak buruk pada kinerja keuangan perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat.

Ratusan perusahaan dilaporkan mengajukan pailit, usai tak lagi sanggup membayar utangnya.

Setidaknya ada ratusan perusahaan yang mengajukan kepailitan. Gagal bayar pada utang perusahaan ini diprediksi bakal meningkat dalam beberapa bulan ke depan.

Memang, sejak Mei tahun ini, tidak sedikit perusahaan di AS yang kesulitan untuk membiayai refinancing utang lantaran terus menerus didera suku bunga yang tinggi.

Moody’s Investors Service melaporkan, dalam tahun ini, ada 41 perusahaan yang pailit di Amerika Serikat dan satu di Kanada.

Sementara S&P Global Market Intelligence menyebut, pengajuan kebangkrutan di AS sudah mencapai 324 emiten hingga 22 Juni 2023. Jumlah tersebut hampir menyentuh jumlah perusahaan pailit di tahun 2022 yaitu 374 emiten.

Lembaga analis dan riset keuangan Internasioanl ini mencatat, lonjakan pengajuan terjadi di April 2023, di mana sebanyak 230 pengajuan pailit ada di AS.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell meramalkan, kenaikan suku bunga tahun ini akan berlangsung lebih banyak. Namun, menurutnya, naiknyansuki bunga itu masih di tingkat yang lebih lambat untuk menekan tingkat inflasi.

Di sisi lain, bankir dan analis menyebutkan bahwa saat ini banyak korporasi yang membutuhkan lebih banyak likuiditas. Mereka memiliki beban utang yang gemuk, namun dihadapkan pada cost utang baru yang tinggi.

Hal itu disampaikan Mitra Pendiri Perusahaan Restrukturisasi dan Penasehat M3 Partner Mohsin Meghji mengutip CNBC Internasional baru-baru ini.

Dengan kondisi itu, ketika perusahaan menukar utangnya dengan bentuk utang lain atau membeli kembali utang, maka dibutuhkan modal yang lebih mahal.

“Anda cukup bisa mendapatkan pembiayaan utang sebesar 4% sampai 6% pada setiap titik rata-rata selama 15 tahun terakhir, sekarang biaya utang naik menjadi 9% hingga 13%,” ujar Mohsin Meghji, Minggu (2/7/2023)

Menurutnya, kondisi itu memengaruhi banyak industri, seperti Envision Healthcare, penyedia layanan medis darurat yang mengalami kepailitan di bulan Mei.

Kata dia, perusahaan itu memiliki utang lebih dari US$7 miliar ketika mengajukan pailit.

Kemudian, lanjutnya, ada juga Monitronics International, sebuah perusahaan keamanan dan alarm rumah, lembaga keuangan Silicon Valley Bank, Bed Bath & Beyond, juga Diamond Sports yang mengajukan kepailitan sepanjang tahun ini. (*) RAL

ASinflasi ASSuku Bungasuku bunga The FedThe Fed
Comments (0)
Add Comment