Gaza Dikepung, Bantuan Kemanusiaan Tak Boleh Masuk

Jakarta— Israel terus menggempur Jalur Gaza dengan rentetan serangan udara hingga menewaskan puluhan orang, termasuk sembilan anak-anak di kota Khan Younis.

Upaya serangan dan pengepungan yang dilakukan tersebut bukan semata bentuk aksi balas dendam, melainkan pernyataan perang atas serangan yang dilakukan oleh pasukan Hamas pada Sabtu waktu setempat.

Menteri Energi Israel Israel Katz mengatakan, pihak Israel sudah memutus semua sumber daya energi, termasuk listrik dan bahan bakar. Bahkan, bantuan kemanusiaan tidak diperbolehkan masuk ke Jalur Gaza sebelum Hamas membebaskan semua tawanannya.

“Bantuan kemanusiaan ke Gaza? Saklar listrik tidak akan dinyalakan, keran air tidak akan dibuka, dan truk bahan bakar tidak akan masuk sampai para korban penculikan Israel dipulangkan,” dikutip dari keterangan resminya, Kamis (12/10/2023).

Sementara Hamas mengatakan tidak takut dengan pengerahan pasukan darat Israel. Dikutip dari Al Jazeera, seorang pemimpin Hamas mengatakan bahwa kelompoknya siap menghadapi kemungkinan agresi dari pasukan Israel di Gaza.

Ia menyebut Israel sedang mempersiapkan serangan darat ke daerah yang terkepung sebagai tanggapan atas serangan hari Sabtu.

“Kami tidak takut. Kami adalah orang-orang yang kuat. Kami memiliki tekad yang kuat untuk melanjutkan. Kami punya banyak pejuang dan banyak orang yang ingin mendukung kami,” kata Ghazi Hamad, anggota biro politik Hamas.

Pemimpin Hamas itu mengklaim, orang-orang di perbatasan Yordania, Lebanon, dan di beberapa negara lain ingin datang ke Palestina untuk berperang.

“Gaza bukanlah sebuah taman dan itu akan sangat merugikan mereka [pasukan Israel],” Hamad memperingatkan.

Ia menyebut, sejak awal operasi dari Hamas dijalankan, pihaknya telah mengirimkan 1.200 pejuang.

“Yang mana kami berhasil menghancurkan citra Israel, keamanan Israel, intelijen Israel, dan citra bahwa Israel adalah negara adidaya,” ujarnya. (*) RAL

hamasisraelKonflik Palestina - IsraelPalestina
Comments (0)
Add Comment