Jakarta — Sepanjang tahun 2023 banyak pesantren yang mengalami krisis air bersih. Hal ini sangat mengganggu proses belajar dan mengajar. Bahkan, tak sedikit santri terpaksa dipulangkan karena krisis air bersih itu.
“Untuk itu perlu kebijakan yang dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan krisis air ini di pesantren,” ujar KH Sarmidi Husna, Direktur Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) saat “Halaqah Mengatasi Krisis Air Bersih di Pesantren” di Jakarta, Senin, 27 November 2023.
Pengelolaan air, kata Sarmidi, menjadi salah satu bagian yang penting dalam Islam. Bahkan, sedekah adalah salah satu ibadah yang utama dalam Islam terutama saat kekeringan.
Sarmidi menambahkan, dalam catatan P3M ada ratusan pesantren dengan ribuan santri yang mengalami krisis air bersih pada tahun 2023 ini.
Di antaranya Pesantren Al-Hadi Lasem (Jawa Tengah), Ponpes Al-Ibrohimy Sukorejo (Pamekasan), Ponpes Annuriyah (Pamekasan). Kemudian ada Ponpes Annur (Pamekasan), dan Ponpes Azzahidin (Sampang).
Tidak hanya di Jawa, lanjut sarmidi, kekeringan dan krisis air bersih juga terjadi di pesantren luar Jawa. Seperti Ponpes Darul Falah di Kabupaten Banjar, Kalimantan, dan Pondok Pesantren Darussalam Tsalis di Kabupaten Pasaman Sumatera Barat.
“Kekeringan dan krisis air bersih di pesantren ini seperti fenomena gunung es. Kenyataannya bisa jadi lebih banyak pesantren yang mengalami krisis air namun tidak terekspos oleh media,” lanjut Sarmidi.
Hal senada dikatakan Dr Ahmad Syafiuddin, dosen Univeritas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA). Menurutnya, pemenuhan air bersih layak pakai dan untuk konsumsi menjadi salah satu keperluan yang krusial.
“Ini menjadi permasalahan utama khususnya di kawasan yang memiliki laju penggunaan air yang tinggi seperti di kawasan industri, komersial dan juga lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya pesantren,” ujarnya.
Untuk itu UNUSA membuat program Pesantren Bersih dan Mandiri (Bersemi). “Program ini sudah terlaksana di beberapa daerah. Dengan biaya murah dan terjangkau, program ini mampu menyediakan air bersih bagi para santri,” tutur Syafi’udin.
World Water Forum (Forum Air Dunia) memproyeksi, krisis air di Indonesia akan mulai terasa pada 2025, dan pada 2040, Indonesia akan kehilangan sumber air bersih.
Sebelumnya, WHO pada tahun 2017 juga merilis fakta, setidaknya ada dua miliar orang di dunia mengonsumsi air yang telah terkontaminasi dengan kotoran manusia.
Pesantren adalah model terkecil dari negara. Mengingat tidak ada pusat studi Kesehatan khusus pesantren, maka CHEP didirikan 2023. DW